seputar – Gaza | Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letkol Peter Lerner mengatakan beberapa warga sipil mendekati pos pemeriksaan dan mengabaikan tembakan peringatan yang dilakukan tentara di sana.
Militer Israel mengatakan pasukannya menembaki beberapa orang yang mereka anggap sebagai ancaman. Khawatir bahwa beberapa warga sipil dapat menimbulkan ancaman, tentara kemudian menembaki mereka yang mendekat, yang digambarkan oleh Letkol Lerner sebagai “respons terbatas”.
Setidaknya 112 orang tewas dan 760 lainnya luka-luka dalam insiden itu. Rekaman udara dramatis yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan ribuan orang berada di dalam dan di sekitar truk.
Sumber saksi BBC dari Palestina tidak mengkonfirmasi apakah warga sipil mendekati pos pemeriksaan tersebut. Hanya saja mereka berada sekitar 70m (229 kaki) jauhnya.
Ketika kerumunan massa turun ke truk, dan tembakan senapan mesin datang dari pos pemeriksaan, kepanikan tampaknya pun terjadi.
Truk-truk itu, beberapa di antaranya kini ditumpangi banyak orang mencoba bergerak maju.
Saksi Palestina mengatakan sebagian besar korban disebabkan oleh truk yang menabrak orang, bukan karena tembakan Israel. Namun beberapa saksi mengatakan Israel melepaskan tenbakan ke arah warga yang sedang berkerumun untuk mengambil bantuan makanan.
Insiden pada Kamis (29/2/2024) itu terjadi tak lama setelah pukul 04:00 (02:00 GMT), melewati sebuah pos pemeriksaan militer Israel di Rashid Street, yang membentang di sepanjang pantai Mediterania. Sumber-sumber Palestina menyebutkan lokasi tersebut adalah bundaran Nabulsi, di tepi barat daya Kota Gaza.
Sebuah konvoi yang terdiri antara 18 dan 30 truk bantuan, yang panjangnya mungkin beberapa ratus meter, melewati pos pemeriksaan, menuju ke utara.
Tak lama kemudian, ketika truk terakhir hanya berjarak sekitar 70m (230 kaki) di utara pos pemeriksaan, warga Palestina yang sebagian besar telah berkemah di dekatnya, menunggu kedatangan bantuan, turun ke konvoi tersebut.
Juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa puluhan korban dalam kondisi kritis atau parah dibawa ke Rumah Sakit al-Shifa terdekat, di Kota Gaza, dan petugas medis di sana tidak mampu mengatasi volume dan tingkat keparahan kasus.
Di rumah sakit, seorang pria yang menggendong jenazah temannya yang meninggal, Tamer Shinbari, mengatakan kepada BBC bahwa dia pergi ke bundaran Nabulsi dengan harapan mendapatkan sekantong tepung untuk keluarganya yang mengungsi di sekolah-sekolah di Jabalia.
Dia mengatakan tentara Israel melepaskan tembakan dan truk bantuan menabrak mayat-mayat tersebut. (inews)