seputar-Medan | Harga sejumlah bahan pangan pokok strategis kebutuhan masyarakat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) terpantau masih bergerak stabil di akhir pekan ini.
Mengacu kepada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Medan, harga minyak goreng curah dijual Rp16.750 per Kg, gula pasir Rp17.100 per Kg, daging ayam Rp30.300 per Kg, cabai merah Rp26.800 per Kg, dan cabai rawit Rp59 ribu per Kg. Demikian juga harga beras masih relatif stabil dalam sepekan terakhir.
Ketua Pemantau Pangan Sumatera Utara Gunawan Benjamin di Medan mengatakan untuk harga cabai merah sebenarnya masih dalam tren penurunan. Harga cabai merah saat ini bergerak dalam rentang Rp16 ribu hingga Rp27 ribu per Kg.
Harga cabai merah yang dijual di pasar yang berdekatan dengan wilayah produsen relatif mengalami penurunan. Seperti di sejumlah wilayah Deli Serdang dan Langkat, harga cabai merah ada yang dijual dalam rentang Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per Kg. Namun harga cabai merah dari wilayah dataran rendah yang masih mengalami tekanan hingga hari ini.
“Gambaran ini tentunya sangat berbeda dengan Kota Medan yang cabai merahnya lebih banyak didominasi oleh cabai gunung,” sebutnya, dikutip Sabtu (7/9/2024).
Meski demikian tetap ada di sejumlah titik harga cabai merah dari dataran rendah masuk ke pasar di Kota Medan.
Hal yang sama juga terjadi pada harga daging ayam. Varian harga daging ayam di Kota Medan sebenarnya berada dalam rentang Rp22 hingga Rp30 ribu per Kg. Namun selisih harga yang terlalu jauh ini bukan hanya dipengaruhi oleh faktor produksi dan distribusi saja. Tetapi ada pola konsumsi yang memang berbeda sehingga membuat pedagang terbiasa dengan menjual sesuai kebutuhan konsumen di wilayahnya.
Di Pasar Marelan, ayam dengan bobot hingga 3 Kg per ekor dijual dengan harga lebih murah, dibandingkan dengan ayam berbobot kurang dari 1.3 Kg per ekor di pasar yang dekat dengan inti kota.
Kondisi ini menciptakan perbedaan harga yang lebar diantara pedagang meskipun dalam satu wilayah yang tidak berjauhan. Dan selisih harga yang lebar juga bisa terjadi akibat persaingan antara produsen atau pedagang besar.
“Mereka seperti berupaya untuk menyiasati bagaimana menekan kerugian saat harga turun, atau upaya untuk memaksimalkan keuntungan di saat daya beli masyarakat melemah,” pungkasnya. (red)