seputar-Jakarta | Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap Partai Golkar dalam kondisi genting atau lampu kuning.
Hal itu dia ungkapkan lantaran elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu hanya berkisar 6 persen saja pada 2023 meski sempat mendapat 13 persen pada Pemilu 2019.
“Sudah lampu kuning. Dari 2 digit menjadi 1 digit, 6 persen pula. Padahal, dulu dalam survei (2019) itu 10 persen, tapi dapat 13 persen,” ujar Bahlil saat menemui pemimpin media massa, Sabtu (22/7) .
Ia mengungkapkan sudah berdiskusi dengan kader Partai Golkar mengenai turunnya elektabilitas partai kuning itu.
Ia mengaku heran dengan turunnya elektabilitas Partai Golkar. Padahal, elektabilitas PDIP dan Partai Gerindra sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik signifikan.
“Bahkan, parpol pendukung lain itu Gerindra dan PDIP (elektabilitasnya) naik. Kita bicara tiga partai besar. Harusnya golkar ikut naik dong? Toh dia juga dukung (Presiden) Jokowi,” tuturnya.
Bahlil menilai ada yang salah dengan manajemen Partai Golkar. Menurutnya, salah satu alasan elektabilitas partai beringin itu turun lantaran Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto tak turun ke lapangan.
“Dalam pandangan teman-teman yang menyampaikan ke saya memang demikian (Airlangga kurang turun ke lapangan). Kalau dia turun, enggak begini hasilnya Golkar. Ini, kan, miris juga,” kata dia.
Dia juga menampik soal Airlangga yang jarang diajak bertemu Jokowi. Menurutnya, Airlangga acap kali pergi dengan presiden, namun tak bisa memanfaatkan kesempatan tersebut seperti Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Kalau bicara jarang diajak Jokowi, enggak juga. Pak Airlangga sering diajak Jokowi. Coba lihat Pak Prabowo, dia benar-benar memperlihatkan secara elektoral dan tingkat kepuasan publik Pak Jokowi terhadap Gerindra artinya dia lurus, begitu lho,” ucapnya.
Menurut penilaian Bahlil, pencapaian suara Partai Golkar karena dikerjakan kader-kader yang ada pada parlemen pada semua tingkatan, dan hanya sedikit eksekutif partai yang ikut bekerja di bawah.
“Padahal, seharusnya eksekutif partai membuat arah kebijakan partai dengan program, kata Bahlil.
“Diarahkan lah teman-teman DPR agar menusuk langsung ke jantung suara. Kalau ini tidak dilakukan, gagasannya itu parsial dan itu yang biasa dilakukan kelaziman Golkar,” ujar Bahlil.
Dia mengatakan konsolidasi pada semua tingkatan kader partai harus dilakukan dengan segera. Selain itu, kata Bahlil, Airlangga juga harus turun ke daerah-daerah untuk menaikkan elektabilitas partai.
“Ketum harus turun ke daerah kabupaten kota,” ujar Bahlil.
Siap Diusung Jadi Calon Ketum Golkar
Bahlil Lahadalia memberi isyarat bahwa dirinya siap diusung menjadi calon ketua umum Partai Golkar, jika lewat mekanisme yang jelas sesuai organisasi.
Menurut pria yang pernah menjabat struktur DPD Golkar Papua ini, partainya tengah butuh uluran tangan dari para kadernya, mengingat banyak suara dari perwakilan daerah yang menyebut Golkar butuh perbaikan.
Oleh karena itu, ketika ditanya jika dirinya menjadi kandidat calon ketua umum Golkar, Bahlil merasa punya tanggung jawab.
“Sebagai kader Golkar, ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan kader, yang merasa bertanggung jawab, saya yakin semua akan punya perasaan itu. Tapi lewat mekanisme yang jelas sesuai organisasi,” ucap Bahlil.
Ia lantas mengungkapkan survei kepercayaan pada Golkar terus turun, dari semula dua digit kini hanya 6 persen saja. Bahlil mendengar informasi dari pengurus DPP maupun DPD bahwa konsolidasi yang sering dilakukan ke daerah jauh dari harapan.
“Itu menurut versi mereka dan itu bisa objektif bisa subjektif. Tetapi saya membenarkan itu karena kalau konsolidasi dilakukan dengan baik tidak mungkin Golkar turun 6 persen sebelumnya 12-13 persen,” ungkapnya.
Bahlil sekali lagi menegaskan sebagai kader merasa terpanggil dan gelisah ketika kondisi partainya tidak baik-baik saja. Menurutnya, semua kader yang memenuhi syarat pasti terpanggil untuk memperbaikinya.
“Saya rasa sebagai kader partai yang dibesarkan akan merasa gelisah elektabilitasnya tinggal 6 persen. Dan semua kader yang memenuhi syarat pasti terpanggil,” kata Bahlil.
Sebelumnya, desakan mencopot Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum Golkar berembus. Desakan itu bermula dari rapat Dewan Pakar Partai Golkar yang mengusulkan gelaran munaslub.
Salah satu alasan desakan itu adalah Airlangga dinilai tak mampu mengangkat elektabilitas Golkar untuk 2024. Elektabilitas rendah Airlangga di berbagai survei juga menjadi sorotan kalangan yang mengusulkan munaslub. (cnnindonesia)