Jakarta, SeputarSumut – Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) baru saja mengeluarkan pemberitahuan penarikan sejumlah produk pasir berwarna dari peredaran, yang diduga kuat mengandung asbes. Imbas dari penarikan produk ini, sebanyak 70 sekolah di Wilayah Ibu Kota Australia (ACT), Canberra, dilaporkan terpaksa menutup kegiatan belajar mengajar pada hari ini, Senin (17/11).
Menteri Pendidikan ACT, Yvette Berry, menyatakan bahwa produk pasir mainan dan alat belajar yang disarankan untuk ditarik tersebut ternyata sudah tersebar luas di sekolah-sekolah Canberra. “Artinya, meski kami seharusnya bisa membuka kembali banyak sekolah mulai Jumat, kini kami berada dalam posisi yang mengharuskan kami menutup sekolah-sekolah tambahan besok,” kata Berry pada Minggu, seperti dikutip dari ABC Australia.
Menanggapi keputusan ini, Direktur Jenderal Direktorat Pendidikan ACT, Jo Wood, menekankan bahwa penutupan sekolah adalah langkah yang sangat penting dan diambil dengan pertimbangan serius. Wood menegaskan otoritas setempat telah berupaya keras untuk memastikan jumlah sekolah yang bisa beroperasi kembali tetap maksimal. “Kami tak menganggap enteng penutupan sekolah,” tambahnya.
Namun, terdapat 22 sekolah umum yang telah diizinkan untuk kembali dibuka dan akan beroperasi secara normal hari ini. Sementara itu, Menteri Berry menjelaskan bahwa pemeriksaan mendalam pada sekolah-sekolah yang terdampak sedang dilakukan petugas dan diperkirakan akan memakan waktu hingga berhari-hari.
Saat ini, petugas yang bertugas meliputi relawan SES (state emergency service) dan staf sekolah. Mereka ditugaskan untuk melakukan inspeksi visual. Ini berarti para petugas tersebut harus menjelajahi seluruh area sekolah—mulai dari lorong, ruang kelas, hingga gudang—untuk menemukan dan memetakan keberadaan pasir berwarna yang bermasalah.
Untuk tahap selanjutnya, pihak berwenang Canberra akan memanggil kontraktor asbes profesional. Kontraktor ini akan bertugas melakukan pengujian, perbaikan, dan pembersihan ruang yang telah terkontaminasi agar dapat digunakan kembali. ACCC menambahkan bahwa produk yang ditarik tersebut umumnya berwarna cerah dan dirancang khusus untuk tujuan permainan dan pendidikan.
Keputusan ini diambil mengingat asbes adalah zat mineral yang dilarang keras di Australia karena sifatnya yang sangat karsinogenik. Ada risiko kesehatan serius, termasuk penyakit pernapasan, asbestosis, mesothelioma, hingga kanker paru-paru, bagi individu yang menghirup seratnya.
Hasil uji laboratorium oleh ACCC telah mendeteksi jejak asbes pada sejumlah produk pasir. Beberapa di antaranya adalah Sand Castle Building Set, Pink Magic Sand, Blue Magic Sand, Green Magic Sand, serta Rainbow sand dengan ukuran 1,3 kg dan berbagai warna. “Produk tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan karena asbes telah terdeteksi dalam beberapa sampel setelah pengujian laboratorium,” tulis pernyataan resmi ACCC.(*/cnni)
