Jakarta, SeputarSumut – Empat warga Jalur Gaza, Palestina, dilaporkan tewas ditembak oleh pasukan Israel saat kesepakatan gencatan senjata yang telah diterapkan sejak pekan lalu kembali dilanggar. Insiden tragis ini terjadi di tengah upaya meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
Menurut laporan dari Kantor media pemerintah Gaza, Israel telah melakukan setidaknya 80 pelanggaran terhadap gencatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober. Pelanggaran-pelanggaran ini mencakup serangan terhadap warga dan area di sekitar Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan 79 orang tewas. Sebanyak 44 korban di antaranya tewas hanya pada hari Minggu.
Sumber medis setempat mengonfirmasi insiden penembakan tersebut terjadi pada Senin (20/10) di Kota Gaza. Lebih lanjut, Anadolu Agency mengutip sumber lain yang menyebutkan bahwa dua warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan drone Israel di area Ash Shuaf dan Al Tuffah.
Di lokasi yang sama, dua kakak beradik juga menjadi korban tewas setelah ditembak oleh penembak jitu (sniper) Israel.
Saksi mata di lapangan mengatakan bahwa lokasi tewasnya kedua korban terakhir berada di area yang dikenal sebagai yellow line atau garis kuning, yaitu zona yang ditetapkan untuk penarikan batas pasukan Israel.
Yellow Line sendiri merupakan garis demarkasi yang berfungsi memisahkan wilayah operasi militer Israel dengan area kebebasan bergerak bagi warga Palestina. Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel memang menetapkan penarikan sebagian pasukan Zionis dari sejumlah wilayah di Gaza ke posisi baru yang disebut garis kuning.
Pihak militer Israel mengakui adanya penembakan terhadap beberapa warga Palestina. Namun, mereka menolak disalahkan, dengan berdalih bahwa para warga lah yang dianggap melewati batas garis kuning.
Militer Israel juga menyatakan bahwa wilayah Ash Shuaf, yang berada di timur garis kuning, tetap berada di bawah kendali militer Israel. Sementara itu, di bagian barat, tempat korban tewas, dianggap sebagai area aman sesuai dengan ketentuan gencatan senjata.
Agresi Israel ke Palestina telah dilancarkan sejak Oktober 2023. Selama periode tersebut, Israel terus menggempur warga dan objek sipil secara masif. Akibatnya, lebih dari 68.000 warga telah tewas dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.(*/cnni)