Jakarta, SeputarSumut – Di tengah berjalannya shutdown pemerintah AS pada hari ke-18, ribuan pegawai pemerintah federal yang masih aktif maupun yang sudah pensiun ikut serta dalam aksi unjuk rasa di Pennsylvania Avenue, Washington DC. Mereka menyuarakan tuntutan agar pemerintah menerapkan politik yang lebih tenang dan stabil.
Aksi protes skala besar yang dinamakan “No Kings” ini diperkirakan melibatkan hampir tujuh juta warga Amerika Serikat, menurut keterangan dari pihak penyelenggara. Demonstrasi tersebut memprotes berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump.
Angka partisipasi massa aksi yang tersebar di lebih dari 2.700 lokasi di berbagai kota besar dan kecil di Amerika Serikat ini, dilaporkan oleh CNN, melampaui jumlah demonstran yang beraksi pada Juni 2025 dengan selisih hingga dua juta orang. Aksi tersebut sendiri terlaksana pada Sabtu (18/10).
Seorang pegawai federal yang harus dirumahkan dan berunjuk rasa pada hari itu (Sabtu, 18/10) mengungkapkan kepada CNN bahwa kekhawatiran mengenai pekerjaan serta kesulitan dalam membayar tagihan kebutuhan hidup telah membuatnya sulit tidur.
Sementara itu, kerumunan pengunjuk rasa di Times Square, New York City, membentang sepanjang beberapa blok, bergerak menuju Lower Manhattan yang dikenal sebagai pusat pemerintahan New York City. Seorang pengunjuk rasa di sana, yang mengaku telah berdemonstrasi sejak dekade 1960-an, mengangkat spanduk berbunyi: “Kami berunjuk rasa karena kami mencintai Amerika, dan kami menginginkannya kembali.”
Di kota Chicago, ribuan orang berunjuk rasa sembari membawa spanduk buatan sendiri serta poster bertuliskan Hands Off Chicago. Mereka mengibarkan bendera AS, disandingkan dengan bendera Meksiko, serta pride flag atau bendera pelangi.
Para pengunjuk rasa di Chicago menyebutkan kepada CNN bahwa fokus utama demonstrasi di kota yang terkenal keras dalam penegakan kebijakan imigrasi Trump tersebut adalah isu penggerebekan oleh petugas imigrasi, pemotongan layanan Medicaid (BPJS Kesehatan ala AS), dan kebijakan Trump lainnya.
Aksi di Los Angeles menampilkan para demonstran berkostum tiup yang memenuhi jalanan sambil mengibarkan bendera AS. Protes ini dilakukan sebagai respons terhadap Trump dan pandangannya terhadap kelompok pemrotes.
Di LA pula, seorang demonstran terlihat membawa bendera Jolly Roger dari serial One Piece, sebuah simbol yang sering muncul dalam berbagai aksi protes menentang pemerintahan di banyak negara Asia.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan Trump pada awal Oktober 2025, di mana ia menyamakan gerakan protes anti-fasis yang dikenal sebagai Antifa sebagai gengster dan menganggapnya sejajar dengan mafia dan kartel narkoba yang ia perangi bersama militer. Menanggapi hal itu, seorang demonstran di LA berkomentar: “Saya rasa sulit menyebut sesuatu sebagai zona perang jika yang dilihat hanyalah pesta blok dan orang-orang berkostum Halloween.”
Meskipun meluas, pihak kepolisian menyatakan bahwa demonstrasi ini sebagian besar berlangsung damai. Banyak kota besar melaporkan bahwa tidak ada insiden signifikan atau penangkapan yang terkait dengan protes tersebut.(*/cnni)