Medan, SeputarSumut – Prima Takasi Ginting, seorang pengusaha tangguh asal Sumatera Utara, telah membuktikan bahwa paduan antara semangat, inovasi, dan pemanfaatan peluang dapat membawa usaha kecil ke tingkat nasional dan bahkan internasional. Produk tradisional yang semakin populer ini, Minyak Karo Takasi Mejuah Juah, kini siap melebarkan sayapnya, ditandai dengan aroma rempah khas Tanah Karo yang menyambut dari botol-botol kecil berlabelnya.
Usaha yang dirintis Prima dari dapur rumahnya di Dusun V Ujung Serdang, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, kini berkembang pesat. Dengan delapan karyawan yang menangani produksi, administrasi, dan pemasaran, produksi bulanan Minyak Karo Takasi Mejuah-juah telah mencapai 1 ton, atau setara dengan 6.000 botol.
Keputusan untuk berwirausaha diambil Prima setelah lulus dari Universitas Negeri Medan (Unimed) sekitar 10 tahun lalu. Prima memilih untuk menciptakan lapangan kerja, alih-alih mencarinya. “Setelah kuliah, saya berpikir bagaimana saya tidak mencari pekerjaan, tetapi justru bisa membuka pekerjaan. Alhasil, dari minyak karo ini saya bisa mempekerjakan beberapa orang warga sekitar,” kenang Prima saat ditemui di Dapur Takasi Mejuah Juah.
Tidak hanya fokus pada satu produk, Prima juga gencar melakukan inovasi produk. Minyak Karo Takasi Mejuah Juah hadir dalam lima jenis bahan tradisional—serai, kelapa hijau, cengkeh, kayu putih, dan rempah—serta tiga varian sensasi suhu: panas, hangat, dan dingin. Inovasi juga mencakup produk turunan seperti minyak luka, minyak gatal, minyak bayi, minyak burung bubut, dan bahkan param kering yang diolah dari sisa rempah.
Langkah ini dilakukan Prima untuk memastikan semua bahan mentah dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Kami ingin semua bahan bermanfaat. Dari sisa rempahnya pun kami olah lagi jadi param kering sehingga tidak ada yang terbuang,” jelasnya.
Harga produk ini juga sangat terjangkau, mulai dari Rp15.000 untuk reseller di Medan, dan berkisar antara Rp20.000 hingga Rp25.000 jika dibeli di apotek atau toko obat. Saat ini, produk Minyak Karo telah menjangkau lebih dari 500 titik mitra penjualan, termasuk apotek, toko obat, hingga toko kelontong.
Namun, pencapaian Prima tidak berhenti di situ. Ia kini siap melangkah ke pasar yang lebih luas setelah berhasil memperoleh sertifikat halal yang difasilitasi oleh Pertamina. Ia mengungkapkan kegembiraannya, “Perasaan saya senang sekali karena sudah ada izin baru, termasuk sertifikat halal. Sertifikat halal ini jadi salah satu tangga untuk melangkah lebih jauh, memungkinkan kami untuk lebih maju ke depan dan mengembangkan sayap ke supermarket.”
Prima mengakui, program UMK Academy Pertamina yang membantunya memperoleh sertifikasi halal juga memberikan dampak signifikan pada strategi bisnisnya. Dalam program pembinaan tersebut, pelaku usaha tidak hanya dibantu dalam perizinan, tetapi juga diajarkan strategi pemasaran digital, branding, hingga pengelolaan bisnis.
“Pendampingannya sangat baik, kami diajarkan strategi berjualan online. Dulu saya sering rugi pasang iklan, sekarang puji Tuhan, kami sudah tahu cara beriklan yang efektif. Hasilnya, penjualan meningkat secara drastis,” kata Prima, membagikan pengalamannya.
Ia menilai bisnis obat tradisional sangat menjanjikan. Kepercayaan masyarakat terhadap obat luar minim efek samping saat ini sangat tinggi. Prima juga berpesan kepada sesama pelaku usaha, “Terima kasih Pertamina atas program-programnya. Untuk pelaku usaha lainnya, tetap fokus dan jangan cepat menyerah. Sekecil apa pun usaha itu, kalau dijalankan dengan tekun pasti bisa meningkat.”
Sementara itu, komitmen Pertamina dalam mendukung kemajuan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sumbagut ditegaskan oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw. Tahun ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memfasilitasi proses sertifikasi halal bagi lima UMK binaan, termasuk Minyak Karo Takasi Mejuah Juah, RAz Tenun, dan Dominique Pattissire dari Sumatera Utara, serta Permata Food dari Pekanbaru, Riau, dan Difa Snack di Sumatera Barat.
“Sertifikat halal ini sangat membantu para pelaku usaha dalam memasarkan produknya. Dengan adanya sertifikat halal, jangkauan pasar produk mereka dapat meluas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional hingga internasional,” jelas Fahrougi.
Fahrougi juga menuturkan bahwa Pertamina menjalankan UMK Academy yang memiliki beberapa kelas, yaitu Go Online, Go Modern, Go Digital, dan Go Global. Kelas-kelas ini juga memperkenalkan berbagai jenis sertifikasi yang dapat mendukung produk UMK agar lebih unggul dan berdaya saing di masyarakat. “Kami melihat potensi Minyak Karo Takasi Mejuah-juah dan UMK lainnya, kemudian menawarkan mereka untuk mengikuti program sertifikasi yang kami jalankan. Sertifikat halal ini tak hanya memastikan kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga menaikkan nilai produk dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” tutupnya.(Siong)
