Senin, November 10, 2025
Portal Media Online Berita Hari Ini
Iklan PT Indako Trading Coy
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
Portal Media Online Berita Hari Ini

Berita Utama SeputarSumut

Beranda Ekonomi

Ketulusan untuk Melayani, Pertamina Latih Emak-Emak Mengolah Sampah Jadi Rupiah

Oleh Redaksi 15
Minggu, 11 Oktober 2020
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

seputar-Medan I Selama ini sampah selalu dipandang sebagai masalah lingkungan. Padahal jika dikelola dengan baik, sampah sebenarnya dapat menjadi barang bernilai ekonomis tinggi yang menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Apalagi selama pandemi Covid-19 produksi sampah dari rumah tangga juga diyakini mengalami peningkatan sebab masa karantina telah membuat banyak aktivitas masyarakat dilakukan di rumah.

Hal inilah yang juga melandasi semangat dan ketulusan untuk melayani dari Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut yang secara gencar memberikan sejumlah pelatihan pemanfaatan sampah kepada masyarakat agar menjadi barang bernilai ekonomi dimasa pandemi. Salah satu penerapan kegiatan pelatihan yang menerapkan protokol kesehatan itu kembali diberikan Pertamina MOR I kepada emak-emak warga lingkungan 24 di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (30/09/2020).

Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy

Dalam pelatihan ini emak-emak berjumlah sekira 15 orang yang mengenakan celemek dan sarung tangan tersebut dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok diberi wadah berupa stoples ukuran besar yang diletakan di meja masing-masing. Mereka lalu diberi materi pelatihan yang fokus pada pengolahan sampah organik rumah tangga bernama Ecoenzyme yang memanfaatkan ampas buah dan sayuran untuk diolah menjadi cairan multiguna.

Sebelum mempraktikan pembuatan Ecoenzyme, Humas Roda Hijau, Nona Khairunisa terlebih dahulu menjelaskan kepada emak-emak bahwa sampah organik Ecoenzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air.

“Ada sayuran tertentu tidak bisa dijadikan untuk pembuatan Ecoenzyme seperti sayur kol, sawi, biji-bijian dan umbi-umbian. Sedangkan jenis air yang tidak bisa digunakan untuk pembuatan Ecoenzyme adalah air PAM sebab mengandung klorin. Jadi ibu-ibu harus menggunakan air sumur atau air sungai,” sebut Nona Khairunisa sembari melakukan tanya jawab dengan peserta pelatihan.

Berita Terkait

Hadirkan Program “Honda Pahlawan”, Wujudkan Pembelian Motor Asik, Hemat, Ga Ada Lawan

Cek Fakta Pertamina: Kabar Pertalite Oplosan di Kampung Lalang Medan Hoaks

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

Menurut Nona, metode ini pertama kali dikembangkan oleh Dr.Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.

Ecoenzyme Cairan Multiguna

Ecoenzyme merupakan cairan multiguna yang dihasilkan dari olahan sampah organik tersebut efektif membunuh bakteri dan kuman, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai disinfektan.

Cairan ini kata Nona, juga sangat tidak disukai seperti kecoa, semut, lalat dan nyamuk. Alhasil cocok dipakai sebagai pengusir hama. Untuk menggunakannya, cukup semprotkan 15 ml Ecoenzyme yang telah dicampur 500 ml air ke tempat-tempat yang ditargetkan bebas hama.

Ecoenzyme juga bisa berfungsi sebagai cairan pembersih kaca dan kamar mandi. Selain itu, tokcer juga dipakai sebagai pupuk tanaman. Campurkan air secukupnya, jadilah Ecoenzyme sebagai pupuk organik.

“Membuat Ecoenzyme itu alat-alatnya sederhana dan sangatlah mudah ibu-ibu. Pertama, kumpulkan sisa-sisa kulit buah dan sayuran jangan lupa dipotong-potong menjadi bagian kecil terlebih dahulu,” kata Nona Khairunisa.

Kemudian kata Nona Khairunisa, potongan sayuran dimasukan ke dalam wadah stoples untuk dicampurkan dengan molase (tetesan tebu dalam pembuatan gula) dan air. Perbandingannya 3:1:10 (sampah dapur, molase dan air). Lalu, stoples ditutup rapat, namun sisakan sedikit ruang untuk produksi gas yang dihasilkan saat proses fermentasi.

“Diamkan selama 100 hari dan letakan di tempat yang aman. Pengecekan setiap saat dapat dilakukan untuk membuka penutup wadah agar gas hasil fermentasi dapat dikeluarkan,” ucap Nona sembari menambahkan setelah proses ini dilalui, maka jadilah Ecoenzyme sebuah cairan multiguna yang bernilai ekonomis.

Sementara itu CDO (Community Development Officer) Fuel Terminal Pertamina Integrated Medan Group (FT IMG), Nurul Azmi saat diwawancarai seputarsumut.com menjelaskan, program pengolahan sampah organik tersebut bernama Kampung Warna-Warni. Di Medan Labuhan pihaknya memiliki beberapa program yang telah berjalan.

“Pembuatan Ecoenzyme ini masih dalam rangka pelatihan, nantinya setelah mereka mahir akan kita lepas, nama kelompoknya juga akan kita buat seperti kelompok Ecobrick dan Bank Sampah yang selama ini telah berjalan,”ucap Nurul.

Foto: Emak-emak peserta pelatihan Ecoenzyme diabadikan bersama-sama usai mengikuti kegiatan pelatihan mengolah sampah organik yang diselenggarakan Pertamina MOR I di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (30/09/2020).(seputarsumut/Siung)

Ketulusan Untuk Melayani

Nurul berharap dari pelatihan ini nantinya akan terbentuk kader peduli lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah organik rumah tangga. Ilmu yang diperoleh dari pelatihan diharapkan bisa ‘ditularkan’ lagi kepada emak-emak lainnya sehingga sampah di Medan Labuhan bisa didaur ulang agar bernilai ekonomis dan menjadi berkah bagi warga.

“Ke depannya tetap akan saya pantau terus kegiatan ini, sebab di Kampung Warna-Warni, Ecobrick, Bank Sampah dan Ecoenzyme merupakan program Pertamina MOR I yang selaras dan sejalan. Pembinaan dan pemantauan ini secara aktif akan terus kita lakukan,”tutur Nurul.

Nurul menambahkan, meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, pelatihan dan pendampingan kepada emak-emak tersebut tetap akan dilanjutkan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak dan membatasi jumlah peserta.

“Dengan segala keterbatasan yang ada dimasa pandemi Covid-19, terpenting semangat dan keikhlasan apa yang akan kita sampaikan kepada mereka tidak terhambat. Inilah salah satu bentuk ketulusan untuk melayani masyarakat yang ditunjukan Pertamina MOR I dalam memberdayakan kaum perempuan agar lebih mandiri di masa pandemi Covid-19. Toh hasil pelatihan ini nantinya juga bermanfaat bagi emak-emak dalam berjuang melawan Virus Corona di rumah dengan memanfaatkan Ecoenzyme sebagai hand sanitizer,”ujar Nurul.

Ani, salah satu peserta pelatihan Ecoenzyme menyampaikan antusiasme yang tinggi terhadap pelatihan yang diselenggarakan Pertamina.

“Semoga masyarakat luas juga lebih tergerak lagi tentang pengelolaan sampah, bukan cuman kader di lingkungan 24 Pekan Labuhan saja,” ujarnya.

Sampah Jadi Rupiah

Selain mengikuti pelatihan Ecoenzyme, Ani pemilik nama lengkap Mulyani ini sebelumnya telah mengikuti program pengelolaan sampah anorganik berupa plastik menjadi Ecobrick yang diinisiasi Pertamina MOR I bersama Rumah Zakat beberapa tahun lalu.

Dari hasil pelatihan, Ani telah berhasil menyulap sampah plastik menjadi rupiah dengan menghasilkan produk-produk daur ulang botol kemasan yang diolah menjadi furnitur, gapura hingga membangun dinding rumah menggunakan Ecobrick .

Pada prinsipnya Ecobrick adalah mengolah sampah plastik menjadi bata ramah lingkungan. Dengan botol plastik yang diisi sampah padat, dimanfaatkan untuk membuat blok bangunan hingga kerajinan tangan.

Dari sisi ekonomi, barang Ecobrick yang sudah jadi hasil produksi Ani telah menjadi rupiah dan dihargai Rp2.000 per botol. Dari program ini, 1.000 Ecobrick yang dihasilkan dapat meminimalisir sampah sebanyak 250 kg.

“Ini untuk pertama kalinya di Provinsi Sumatera Utara Ecobrick dipergunakan sebagai pengganti batu bata, awalnya kita diberdayakan oleh Pertamina dan Rumah Zakat. Jadi Ecobrick sudah saya gunakan sebagai pengganti batu bata untuk membangun dinding rumah. Selain dinding rumah kita juga membuat gapura, bangku dan meja,”ungkap Ani yang tergabung dalam kelompok bernama Mawar Berduri, kependekan dari Mak-Mak Warga Bersih Peduli Ecobrick yang beranggotakan sembilan orang ini.

Selain sembilan anggota dewasa, program CSR Kampung Sehat Ecobrick Pertamina ini juga memiliki 18 orang kader cilik. Kader cilik ini diharapkan dapat mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan di sekolah dan rumah mereka, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai Ecobrick.

Ecobrick, menurut Ani, merupakan program pengolahan sampah plastik yang sangat efektif dan efesien. Pengolahannya juga sangat mudah. Seluruh sampah plastik dari rumah tangga tinggal dibersihkan dan dimasukkan ke dalam motol air atau minuman botol plastik hingga penuh dan padat. Selanjutnya botol-botol yang penuh dengan sampah plastik itu pun dapat dibentuk menjadi berbagai jenis kerajinan hingga tembok rumah

Untuk mendapatkan botol kemasan dan sampah plastik, Ani mengakui selama ini tak menemui kendala sebab bahan baku disuplai oleh sejumlah rumah makan dan kedai di wilayah tersebut. “Kalau botol kemasan disuplai rumah makan, sampah plastik kita kutipi di jalan-jalan, terkadang kedai-kedai mau juga memberikan sisa plastik makanan kemasan. Total ada sekira 1.500 Ecobrick saya habiskan untuk membangun dinding dan pagar rumah,”imbuh Ani.

Ani menambahkan, dalam membangun rumah menggunakan Ecobrick dibutuhkan kesabaran sebab ada tingkat kesulitan dalam menyusun botol-botol kemasan tersebut ke dalam dinding rumah. “Ya memang butuh kesabaran, plastik dan semen kan susah menyatu, tapi alhamdulilah berkat kesabaran dan bantuan Pertamina pembangunan rumah yang dimulai sejak Januari 2020 bisa selesai. Coba kamu pukul dindingnya, sampai hari ini masih kuat dan kokoh, tidak kalah dengan batu bata,”ujar Ani dengan bangga.

Sementara itu Pembina Bank Sampah Berkah, Muzahar menyatakan, sampah hingga kini masih menjadi masalah lingkungan yang tak berujung, terutama plastik. Apalagi sampah plastik baru bisa terurai dalam hitungan ratusan tahun.

Menyikapi hal tersebut, Muhazar mengakui program pengelolaan sampah anorganik berupa plastik menjadi Ecobrick yang diinisiasi Pertamina MOR I sejak tahun 2018 ternyata bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah anorganik.

“Ecobrick bisa menjadi solusi pengurangan sampah plastik, jika dilakukan secara masif dan berkelanjutan. Jika sampahnya banyak maka dalam sehari sampah plastik bisa berkurang sebanyak 12,5 kg untuk 50 Ecobrick/hari. Biasanya kita membuat Ecobrick hari Senin sampai hari Kamis mulai jam 10 pagi. Saat ini kita lagi membuat pesanan dari Pertamina 20 ribu Ecobrick,”kata Muhazar.

Karenanya Muhazar juga berterimakasih kepada Pertamina Mor I bersama timnya, sebab pemahaman ibu-ibu rumah tangga di Medan Labuhan terkait soal sampah plastik juga sudah jauh lebih baik.

“Terimakasih untuk Pertamina karena selama ini kami sudah diberi pengetahuan tentang pemilahan, pemanfaatan, pengelolaan soal sampah hingga dampaknya terhadap lingkungan,”ucap Muhazar.

Sebelumnya Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR I, M. Roby Hervindo menyatakan, program pengelolaan sampah ini digawangi kelompok warga di lingkungan 24 yang berlokasi di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Medan.

“Awalnya salah satu programnya adalah pengelolaan sampah anorganik berupa plastik menjadi Ecobrick. Program ini memberikan nilai tambah ekonomi bagi kelompok lingkungan 24 hingga mencapai Rp3 juta per bulan dari hasil penjualan Ecobrick. Setelah sukses dengan pengelolaan sampah plastik, kali ini kami kembangkan dengan melakukan pelatihan pengolahan sampah organik rumah tangga, yang bernama Ecoenzyme,” jelas Roby.

Karenanya Roby berharap program pengelolaan sampah terpadu ini bisa menjadi salah satu solusi masalah sampah.”Sampah anorganik dikelola dengan Ecobrick. Sampah organik diolah melalui Ecoenzyme. Sehingga berdampak positif bagi lingkungan, sekaligus dapat bernilai ekonomis,” pungkas Roby.

Foto: Mulyani yang tergabung dalam kelompok bernama Mawar Berduri, berhasil menyulap sampah plastik menjadi rupiah dengan menghasilkan produk-produk daur ulang botol kemasan yang diolah menjadi furnitur, gapura hingga membangun dinding rumah menggunakan Ecobrick.(seputarsumut/Siung)

Penghargaan IGA 2020

Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut, sebenarnya sudah merintis  program pengelolaan sampah menjadi bernilai ekonomis. Program pengelolaan sampah yang berlokasi di Fuel Terminal (FT) Medan Group ini telah dimulai sejak tahun 2018 hingga saat ini.

Sesuai catatan yang ada, setahun sejak diinisiasi, warga lingkungan 24 dan 25 di Medan Labuhan telah berhasil membuat 1.752 botol. Jumlah ini setara dengan 438 Kg sampah plastik. Ecobrick hasil olahan sampah plastik tersebut sudah dimanfaatkan untuk membuat gapura di Lingkungan 24 dan Posyandu Kelurahan Belawan Satu. Selain itu, Ecobrick juga dikreasikan menjadi meja dan kursi. Ecobrick juga telah dipesan oleh Taman Baca dan Puskesmas di Lingkungan 24.

Program Ecobrick yang dilaksanakan TBBM Instalasi Medan Group (IMG) ini sekaligus sebagai upaya penggunaan sampah plastik secara maksimal melalui program CSR Kampung Sehat Ecobrick. Program ini juga berhasil memperoleh Indonesia Green Awards (IGA) 2020. Program ini berhasil menyabet kategori Penanganan Sampah Plastik.

IGA 2020 sendiri merupakan ajang penghargaan khususnya pada bidang CSR yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR. Terdapat 7 kategori dilombakan pada ajang ini yang ditujukan untuk perusahaan-perusahaan yang dianggap mempunyai komitmen dan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan, demi mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik.

“Pertamina bangga dapat memberikan dampak positif dari program-program CSR yang kami buat. Program CSR kami bertujuan membuat masyarakat jadi dapat lebih mandiri dalam mengelola potensi yang dimiliki lingkungannya sehingga berpengaruh juga pada peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu, kami juga terbuka untuk bersinergi bersama pemerintah daerah,” tutur Roby.

Pengelolaan sampah melalui program Ecobrick, merupakan salah satu solusi Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Hal ini juga diusung Pertamina dalam perhelatan 9th Indonesia Climate Change Forum & Expo (ICCFE) pada tahun lalu di Medan. Ajang tahunan ini menampilkan program edukatif, kegiatan mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim, produk yang ramah iklim serta inovasi teknologi dalam hal mengurangi emisi karbon. (Siung)

Tulisan ini diikutsertakan dalam ajang Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP 2020) Regional dan Nasional

Tags: Pertamina
Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

ArtikelPopuler

  • Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr Sofyan Tan mengunjungi Paepira Lakeside sekaligus memberi beasiswa PIP di Desa Sibolangit Tongging, Kecamatan Merek.(Ist)

    ‎Kolaborasi Wisata & Pendidikan: Paepira Lakeside Toba Bersinar Berkat dr Sofyan Tan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indosat Dukung Garuda Spark Medan: Percepat Transformasi Digital Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pencegahan Kekerasan Kampus Berawal dari Trauma Masa Lalu, Kata Sofyan Tan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebakaran SPBU Pagar Merbau Deliserdang, Pengawas SPBU Terluka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ​BI & OJK Luncurkan GEBER PK 2025: Perkuat Konsumen dari Penipuan Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Portal Media Online Berita Hari Ini

SeputarSumut.com berita terkini Sumatra Utara info Medan, ekonomi, ragam, olahraga, politik, daerah, nasional, internasional, hiburan.

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Pernyataan Penyangkalan
  • Syarat dan Ketentuan Layanan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan

@ 2020 SeputarSumut.com

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.