Medan, SeputarSumut – Sebuah momen mengharukan terjadi usai acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN) pada Selasa (21/10) di lobby Hotel Four Points by Sheraton, Medan. Seorang ibu yang bekerja sebagai cleaning service terlihat sedikit tergesa-gesa menghampiri Anggota Komisi X DPR RI, dr. Sofyan Tan. Dengan seragam kerjanya, ibu berkacamata itu menyalami Sofyan Tan yang baru saja selesai menjadi keynote speaker.
Ungkapan Terima Kasih dari Orang Tua Asuh Aspirasi
dr. Sofyan Tan dengan hangat menyambut salam tersebut sambil mencoba mengingat sosok ibu yang menghampirinya. Dengan lugas, ibu tersebut memperkenalkan diri, berulang kali mengucapkan terima kasih karena berkat perjuangannya melalui jalur aspirasi Beasiswa KIP Kuliah pada 2024 lalu, anaknya bernama Chelsea Karunia Eka Pelangi Bu’ulolo kini telah memasuki semester 3 di Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang.
Mendengar kabar tersebut, Sofyan Tan merangkul ibu itu seraya memberikan semangat. Ia menekankan bahwa kerja keras dan air mata ibu tersebut akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, yaitu masa depan sang anak.
“Ibu sekarang harus bangga dan jangan malu lagi. Meskipun bekerja sebagai cleaning service, namun dari hasil keringat dan air mata yang ibu keluarkan selama ini akan membuahkan sesuatu yang luar biasa kelak, yakni anak ibu akan menjadi seorang dokter, mengubah nasib keluarga,” kata Sofyan Tan. Ia juga berpesan, jangan lupa jika sukses nanti menolong orang susah, seperti dirinya telah menolong ibu tersebut tanpa melihat latar belakang suku, agama dan ras.
Perjuangan Lusyana Bangkit dari Keterpurukan
Ibu yang diketahui bernama Lusyana br Hutabarat (40), warga Jalan Flamboyan IV, Kecamatan Medan Helvetia, tak kuasa menahan haru. Air matanya menetes saat bertemu dengan sosok yang selama ini ia kagumi karena kepeduliannya terhadap nasib orang-orang kecil sepertinya.
Lusyana kemudian menceritakan bagaimana ia harus berjuang seorang diri setelah ditinggal suami 14 tahun lalu, saat anaknya, Chelsea, masih kecil dan baru akan masuk SD. Ia mengenang, bukan hanya tetangga, bahkan keluarganya pun sempat memandangnya sebelah mata, meremehkan bahwa ia tidak akan mampu memberikan pendidikan terbaik bagi anak semata wayangnya tersebut.
Jalan Tuhan Melalui Yayasan dan Beasiswa KIP Kuliah
Namun, Tuhan memiliki jalan yang luar biasa untuk Lusyana. Dirinya akhirnya dipertemukan dengan dr. Sofyan Tan. Sejak anaknya duduk di bangku SMP dan SMA, Chelsea telah menjadi anak asuh di Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Hingga kemudian, Chelsea berhasil meraih prestasi lolos seleksi untuk kuliah kedokteran di Unsri, Palembang, dan kembali diusulkan beasiswa KIP Kuliah oleh Sofyan Tan. Hingga saat ini, Lusyana merasa seolah masih berada dalam mimpi memiliki anak yang kuliah di perguruan tinggi favorit.
“Hingga saat ini saya masih berasa mimpi anak saya kuliah kedokteran. Makanya saya berupaya terus bekerja keras agar anak saya belajar yang rajin dan selesai kuliahnya. Meskipun hingga saat ini masih ada saja orang yang sepele anggap saya tidak akan mampu melakukannya,” ujar Lusyana, yang sudah bertahun-tahun mengabdi sebagai cleaning service.
Mewujudkan Impian dan Menolong Sesama
Lusyana berbagi kerinduannya kepada sang anak yang jauh, namun bersyukur karena anaknya tetap aktif berkomunikasi melalui telepon. Ia yakin, selama Tuhan mengizinkan, jalan akan selalu terbuka bagi siapa saja untuk meraih impian. Hal ini membuktikan bahwa Tuhan akan mempertemukan setiap orang yang bersabar atas keterbatasan ekonominya, dengan orang-orang baik seperti dr. Sofyan Tan untuk membantu bangkit dari keterpurukan.
Lusyana menutup ceritanya dengan mengutip pesan motivasi yang selalu dipegangnya. “Saya ingat betul pesan-pesan yang disampaikan Pak Sofyan Tan. Bahwa saya boleh miskin, tapi bukan berarti miskinnya saya ini membatasi anak saya untuk meraih mimpinya. Dengan kuliahnya sekarang saya berdoa kepada Tuhan, suatu saat anak saya sukses dan bisa bantu orang lain seperti Pak dr Sofyan Tan bantu kami,” kata Lusyana, sambil menahan air matanya.(Siong)