Jakarta, SeputarSumut – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf/Badan Ekraf) secara intensif terus bekerja sama. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem ekonomi nasional dengan mendorong akselerasi sektor kreatif melalui inovasi digital.
Kegiatan peluncuran Infinity Hackathon OJK-Ekraf 2025 menjadi platform utama dari upaya ini. Acara yang diselenggarakan di Ruang Pusat Inovasi OJK, OJK Infinity, Jakarta, pada Rabu, ini mengusung tema besar: “Akselerasi Ekonomi Kreatif melalui Inovasi Digital dan Desentralisasi”. Dalam kesempatan tersebut, Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, turut menyampaikan sambutannya.
Hasan Fawzi menyatakan bahwa momentum pelaksanaan Hackathon OJK–Ekraf tahun ini menjadi sebuah tonggak penting kolaborasi dan sinergi. Ini adalah upaya bersama untuk menyambut berbagai inovasi, khususnya di sektor ekonomi kreatif.
Menurut Hasan, transformasi digital akan berperan sebagai game changer di masa mendatang. Ia yakin bahwa perubahan ini memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan sektor ekonomi kreatif nasional.
Diharapkan, ekosistem ekonomi kreatif digital yang tengah dibangun tidak hanya inklusif, tetapi juga mampu mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Hasan menyoroti fakta bahwa hotspot ekonomi kreatif tersebar luas di hampir seluruh pelosok negeri.
Komitmen OJK dan Kemenparekraf dalam Inovasi Digital
Untuk mengembangkan ekosistem inovasi digital di industri kreatif, OJK dan Kementerian Ekraf/Badan Ekraf berkomitmen penuh. Komitmen ini diwujudkan melalui setidaknya empat program unggulan, antara lain: mengembangkan skema pendanaan, mengadakan kompetisi, mengembangkan proyek digitalisasi industri, dan menyediakan sarana komunikasi.
Lebih lanjut, OJK bersama Kementerian Ekraf/Badan Ekraf memiliki harapan besar. Harapan tersebut adalah dapat menghadirkan solusi konkret yang mampu menjawab berbagai tantangan krusial. Tantangan utama yang dimaksud adalah masalah pembiayaan dan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) bagi para pelaku industri kreatif nasional.
Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekraf/Badan Ekraf, memberikan apresiasi tinggi dalam sambutannya. Ia mengapresiasi dukungan OJK dalam penyelenggaraan Hackathon OJK-Ekraf 2025, serta upaya bersama untuk mencari solusi terkait pembiayaan berbasis kekayaan intelektual.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan peran vital sektor ini. Neil El Himam memaparkan bahwa ekonomi kreatif menyumbang sebesar Rp1.500 triliun kepada PDB, melibatkan 26 juta tenaga kerja, dan mencatatkan ekspor lebih dari 20 miliar dolar. Ia optimistis bahwa sektor-sektor berbasis digital seperti aplikasi, game, teknologi baru, dan musik akan mengalami pertumbuhan tercepat.
Neil percaya bahwa program Hackathon ini dapat menjadi bantuan signifikan. Ia berharap program ini mampu membantu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi para kreator, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan distribusi royalti yang transparan dan akuntabel.
Selain itu, program Hackathon ini juga diharapkan menjadi jembatan untuk mencapai mimpi yang telah lama diidamkan. Mimpi tersebut adalah implementasi pembiayaan yang basisnya adalah kekayaan intelektual di sektor ekonomi kreatif.
Memanfaatkan Web3 dan Blockchain
Teknologi Blockchain menawarkan peluang baru yang revolusioner di sektor ekonomi kreatif, khususnya dalam hal transparansi, keamanan, dan audit digital. Meskipun demikian, adopsi teknologi ini masih berhadapan dengan sejumlah tantangan, baik teknis maupun regulasi. Tantangan yang ada mencakup integritas data, perlindungan hak cipta, dan kepatuhan hukum. Karena itu, melalui hackathon ini, OJK dan Kementerian Ekraf/Badan Ekraf menyediakan ruang bagi komunitas dan pelaku industri untuk menciptakan solusi blockchain yang inovatif dan memberikan dampak nyata bagi ekonomi kreatif Indonesia.
Visi utama Infinity Hackathon OJK-Ekraf 2025 adalah menjadi pendorong utama bagi inovasi Web3. Ini bertujuan untuk memperkuat dan memajukan ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Misi dari hackathon ini sangat komprehensif, mencakup penciptaan solusi inovatif untuk meningkatkan keamanan dan transparansi aset digital, perlindungan hak cipta dan kepemilikan digital bagi para kreator, serta mendorong adopsi teknologi blockchain dan Web3 yang relevan di seluruh rantai nilai ekonomi kreatif nasional.
Para inovator diajak oleh hackathon ini untuk berkreasi dan mengembangkan solusi berbasis Web3 yang spesifik. Solusi tersebut diharapkan dapat mengatasi beragam tantangan yang dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif. Tantangan-tantangan ini meliputi perlindungan hak cipta digital, peningkatan transparansi dalam rantai pasok produk kreatif, hingga pembukaan akses ke pembiayaan terdesentralisasi (DeFi) bagi para kreator.
Infinity Hackathon OJK-Ekraf 2025 berfokus pada lima subtema spesifik, yaitu:
- Digital Rights & Authentication – Solusi untuk verifikasi kepemilikan dan hak cipta karya kreatif.
- Transparent Creative Supply Chain – Sistem yang meningkatkan keterlacakan dan transparansi produk kreatif dari produksi sampai distribusi.
- DeFi for Creative Economy – Pemanfaatan teknologi keuangan terdesentralisasi untuk mendukung monetisasi, pembiayaan, dan pengelolaan aset kreatif.
- NFT-Power Creativity – Inovasi berbasis Non-Fungible Tokens (NFT) untuk menciptakan model bisnis baru dan monetisasi karya kreatif.
- Game-Fi: Play-to-Earn & Beyond – Pengembangan konsep game yang mengintegrasikan NFT dan DeFi untuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi pemain dan kreator.
Penyelenggaraan Hackathon OJK-Ekraf 2025 merupakan perwujudan nyata dari model kolaborasi Pentahelix. Kolaborasi ini melibatkan regulator, pemerintah, pelaku industri, komunitas, dan akademisi dalam Pusat Inovasi OJK.
Melalui event ini, OJK dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif menargetkan beberapa hasil. Mereka berharap dapat mempercepat transformasi digital di sektor ekonomi kreatif, memperkuat sinergi antara kreativitas dan teknologi, serta membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan dan inklusif di era desentralisasi saat ini.
Beberapa figur penting yang turut hadir dalam kegiatan peluncuran ini adalah Luthfy Zain Fuady (Deputi Komisioner Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan OJK), Djoko Kurnijanto (Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan IAKD OJK), Ludy Arlianto (Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK), Dandy Yudha Feryawan (Direktur Teknologi Digital Baru Kementerian Ekraf/Badan Ekraf), dan Asih Karnengsih (Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia), serta perwakilan dari BlockDevId.(REL/Siong)

