Pulau Telo, SeputarSumut — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah daerah dan industri jasa keuangan terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pemahaman dan pemanfaatan produk keuangan di seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka Hari Indonesia Menabung (HIM) 2025, serangkaian kegiatan literasi dan inklusi keuangan digelar di Pulau Telo, Kabupaten Nias Selatan; Kota Gunungsitoli; dan Kabupaten Nias pada 12-14 Agustus 2025. Inisiatif ini bertujuan menanamkan budaya menabung sejak dini, meningkatkan pengelolaan keuangan, dan membuka akses pada layanan keuangan formal.
Mendorong Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Nias
Kegiatan ini melibatkan pelajar, masyarakat, perangkat desa, serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Wilayah Nias dan sekitarnya dipilih sebagai fokus utama karena dianggap membutuhkan perhatian khusus untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi. Melalui upaya ini, OJK berharap masyarakat dapat meraih kesejahteraan sekaligus terhindar dari praktik keuangan ilegal.
Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, dalam sambutannya di Nias, Selasa, menegaskan bahwa menabung bukan hanya sekadar menyimpan uang, tetapi juga membentuk kebiasaan bijak dalam mengelola keuangan.
“Melalui kegiatan literasi keuangan ini, OJK berharap para pelajar tidak hanya memahami pentingnya menabung, tetapi juga mengenal berbagai produk dan layanan keuangan yang aman dan sesuai kebutuhan. Dengan pengetahuan yang cukup, generasi muda dapat terhindar dari penipuan keuangan dan lebih siap merencanakan masa depan,” kata Khoirul.
Hari Indonesia Menabung merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2019 yang menetapkan 20 Agustus sebagai momen nasional untuk mendorong kesadaran menabung. Peringatan ini menjadi bagian dari upaya berkesinambungan OJK bersama pemangku kepentingan untuk mendukung target inklusi keuangan nasional sebesar 91 persen pada tahun 2025, 93 persen pada 2029, dan 98 persen pada 2045.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025, indeks literasi keuangan Indonesia tercatat 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51 persen. Data ini menunjukkan masih adanya kesenjangan antara pemahaman dan pemanfaatan produk serta layanan keuangan formal oleh masyarakat.
Selama rangkaian kegiatan, OJK memberikan edukasi keuangan kepada pelajar mengenai pentingnya menabung, pengelolaan keuangan pribadi, serta kewaspadaan terhadap bahaya judi online yang kerap menyasar generasi muda. Untuk masyarakat dan UMKM, materi yang diberikan mencakup pengenalan produk keuangan yang sesuai kebutuhan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan pembiayaan mikro berbasis syariah.
Industri jasa keuangan juga turut berpartisipasi dengan menghadirkan narasumber dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Kedua bank ini memaparkan produk tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) sebagai instrumen tabungan yang aman dan mudah diakses. Pada kesempatan ini, secara simbolis dilakukan pembukaan 156 rekening SimPel dan 1 Agen Laku Pandai sebagai wujud nyata peningkatan inklusi keuangan di Nias.
Pelaksanaan kegiatan ini juga didukung oleh partisipasi aktif Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), pemerintah daerah, perangkat sekolah, serta dukungan penuh industri jasa keuangan.
OJK menegaskan komitmennya untuk terus memperluas literasi dan inklusi keuangan, khususnya di wilayah kepulauan, melalui sinergi dengan berbagai pihak. Upaya ini diharapkan dapat melahirkan generasi muda dan masyarakat yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dan tangguh dalam mengelola keuangan di era digital.(Siong)

