Jakarta, SeputarSumut – Meskipun memberikan sensasi dingin yang menyenangkan, mengunyah es batu yang tersisa setelah menikmati minuman dingin adalah kebiasaan yang perlu diwaspadai. Kebiasaan yang sering dianggap sepele ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam literatur medis, dorongan kuat untuk terus-menerus mengunyah es batu disebut sebagai Pagophagia. Mengutip sumber terpercaya seperti WebMD, Pagophagia diklasifikasikan sebagai bagian dari kondisi yang lebih besar, yaitu Pica.
Pica sendiri adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki keinginan kuat untuk memakan benda-benda yang tidak bernutrisi, seperti tanah, kertas, atau kapur. Jika kebiasaan mengunyah es batu ini dilakukan secara terus-menerus dan sulit dihentikan, berbagai risiko kesehatan serius bisa muncul.
Berikut adalah beberapa bahaya mengunyah es batu secara rutin yang perlu Anda ketahui dan waspadai:
1. Masalah Gigi dan Mulut
Mengunyah es batu, meskipun akhirnya meleleh, berpotensi besar merusak struktur gigi dan mulut. Menurut laporan dari Verywell Health, risiko yang paling umum adalah gigi retak, timbulnya rasa nyeri, dan meningkatnya sensitivitas gigi terhadap suhu dingin. Bahkan, retakan kecil pada lapisan enamel yang tidak terlihat kasat mata dapat berkembang menjadi kerusakan yang lebih parah seiring waktu. Selain itu, es batu juga bisa merusak tambalan gigi atau crown, yang kemudian membuka jalan bagi bakteri untuk masuk dan menyebabkan infeksi.
2. Masalah Gizi dan Kekurangan Zat Besi
Meskipun es batu berkontribusi pada hidrasi tubuh, ia tidak menyediakan nutrisi sama sekali. Jika Anda mengonsumsi es batu dalam jumlah besar hingga menggantikan asupan makanan atau minuman bergizi, risiko kekurangan nutrisi dapat terjadi. Pada kasus tertentu, keinginan kuat mengunyah es batu justru menjadi indikasi adanya anemia atau kekurangan zat besi. Apabila kondisi anemia ini tidak segera ditangani, ia dapat memperburuk kesehatan Anda secara keseluruhan.
3. Komplikasi Anemia yang Serius
Terdapat korelasi kuat antara dorongan mengunyah es batu dengan penderita anemia defisiensi zat besi. Jika anemia dibiarkan tanpa pengobatan, gejalanya berpotensi berkembang menjadi komplikasi kesehatan yang serius. Komplikasi ini mencakup masalah jantung, risiko komplikasi kehamilan, hingga gangguan perkembangan pada anak-anak. Selain itu, anemia yang tidak terobati juga dapat memperburuk kondisi penyakit lain yang sudah diderita dan mengurangi efektivitas proses pengobatan.
4. Iritasi dan Peradangan Tenggorokan
Paparan suhu yang terlalu dingin dari es batu secara berkelanjutan bisa menyebabkan iritasi serta peradangan pada jaringan di tenggorokan dan kerongkongan. Pada kondisi yang lebih parah, jaringan halus di area tersebut bisa mengalami kerusakan, yang kemudian memicu rasa sakit atau tidak nyaman berkepanjangan.
5. Risiko Tersedak yang Mengancam Jiwa
Mengunyah es batu dalam ukuran besar, atau tidak mengunyahnya dengan benar sebelum ditelan, dapat meningkatkan bahaya tersedak. Situasi ini bisa menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa jika potongan es menyumbat saluran pernapasan.
6. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Konsumsi es batu yang berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif pada sistem pencernaan. Suhu yang terlalu ekstrem (dingin) berisiko memicu kram perut dan rasa tidak nyaman. Hal ini dapat berujung pada keluhan seperti kembung, perut bergas, hingga gangguan pencernaan lainnya.
Meskipun sensasi mengunyah es batu mungkin terasa menyegarkan, penting untuk mencegah kebiasaan ini berkembang menjadi rutinitas yang merusak kesehatan. Jika dorongan untuk makan es batu terasa sangat kuat, sering, dan sulit dikendalikan, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional guna memastikan status kesehatan Anda.(*/cnni)
