Medan, SeputarSumut – “Bapak bukan hanya penopang semangat kami, tetapi juga teladan yang menumbuhkan rasa persatuan dan kebersamaan tanpa membedakan suku, agama maupun ras.”
Itu adalah penggalan pesan dari anak-anak asuh Kelas XII Akuntansi 1 SMA Sultan Iskandar Muda yang tertulis dalam sebuah prakarya terbuat dari kardus bekas berisi kolase dan mozaik tentang dr Sofyan Tan. Ada puluhan prakarya serupa yang dibentangkan ribuan anak sekolah berbaris kiri dan kanan menyambut sosok yang selama ini menginspirasi mereka. Satu persatu pesan yang dituliskan dibaca oleh Sofyan Tan yang pagi itu datang bersama keluarga untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Tak banyak sosok yang menjadikan keberhasilan orang lain sebagai kado terindah di hari ulang tahunnya. Namun, itulah yang dirasakan oleh dr. Sofyan Tan, Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) sekaligus Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan. Di hari ulang tahunnya yang ke-66, ia menegaskan bahwa hadiah paling berharga bukanlah materi berupa uang, kado atau bingkisan, melainkan semakin bertambahnya anak asuh yang berhasil bangkit dari keterbatasan dan kini hidup lebih baik serta melanjutkan perjuangannya menolong orang miskin lainnya.
“Hari ini pengorbanan saya tidak sia-sia. Hadiah terbesar setiap tahun bagi saya bukan uang, bingkisan, atau kado, tapi semakin bertambahnya anak-anak yang dulunya punya kehidupan kurang baik, kini hidup lebih baik. Semakin banyak pula anak asuh yang sudah mampu membantu orang miskin lainnya,” ujar Sofyan Tan penuh haru, dalam acara bertajuk “Surat Cinta dari Anak Bangsa: 66 Tahun Kiprah Sang Pejuang Pendidikan” di Auditorium Bung Karno, Jalan Sunggal, Gang Bakul Medan, Kamis (25/9).
Dalam sambutannya, Sofyan Tan menggambarkan dirinya seperti lilin yang terus menerangi sekitarnya, meski sedikit demi sedikit mengorbankan dirinya sendiri. Namun lilin tersebut tidak akan habis begitu saja, karena akan ada ribuan lilin lain yang akan hidup dan menjadi penerang bagi orang-orang miskin lainnya meneruskan jejak dr Sofyan Tan.
Adalah sebuah cita-cita besarnya suatu saat di tahun 2029, akan lahir 30.000 sarjana dari kalangan keluarga kurang mampu. Lalu kemudian melalui program anak asuh berantai dan berbentuk silang, di mana anak yang telah berhasil, membantu anak lainnya, akan terus tumbuh dan bertambah hingga tidak ada lagi keluarga miskin yang tidak dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Acara turut diisi dengan testimoni menyentuh dari para alumni program anak asuh. Salah satunya datang dari Bartimeus Marbun, S.Sos, yang kini berkarier sebagai ASN di Dinas Sosial Pemprov Sumut. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, karena dr. Sofyan Tan tidak hanya memberi bantuan pendidikan, tetapi juga membentuk karakter anak-anak asuhnya.
“Beliau membekali kami dengan harapan dan masa depan. Ia mengajarkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah,” ujar Bartimeus.
Hal serupa disampaikan oleh Risdarwanto, ST, MT, Awardee Sofyan Tan Scholarship yang kini sukses menjadi entrepreneur sebagai Founder Bibit Semir Ban Charismal. Risdarwanto telah menjadi bagian dari keluarga Sultan Iskandar Muda sejak duduk di bangku kelas 1 SD, dan mengaku nilai-nilai perjuangan serta integritas yang ditanamkan Sofyan Tan menjadi fondasi penting dalam hidupnya.
Hadir dalam acara keluarga besar dr Sofyan Tan, istri Elinar Sofyan Tan, anak-anaknya Tracey Yani Harjatanaya, Cindy Harjatanaya, Felix Iskandar Harjatanaya beserta para menantu dan cucu dr Sofyan Tan. Hadir juga Ketua YPSIM Finche Kosmanto, Pimpinan Sekolah Edy Jitro Sihombing, para kepala sekolah serta pimpinan Universitas Satya Terra Bhinneka. Serta hadir pula ratusan alumni anak asuh dr Sofyan Tan yang ikut larut dalam kebahagiaan.
Acara diisi dengan pemutaran film pendek tentang sejumlah keluarga miskin yang awalnya mengubur mimpi anak-anaknya untuk berkuliah. Namun berkat bantuan program beasiswa dari dr Sofyan Tan, anak-anak mereka kini bisa berkuliah gratis. Lalu disambung dengan pembacaan puisi dan testimoni dari sejumlah alumni anak asuh.
Selanjutnya rangkaian acara terakhir adalah pembagian paket beras 10 kg dengan total nilai Rp66 juta kepada puluhan pekerja bangunan yang saat ini membangun gedung Kampus Universitas Satya Terra Bhinneka, petugas keamanan, petugas kebersihan dan sopir.
Dalam kesempatan itu Sofyan Tan menyampaikan bantuan beras yang diberikan mungkin hanya akan habis dalam beberapa pekan atau dalam waktu sebulan. Namun makna dari sebuah ketulusan adalah untuk memacu semangat dan kerja keras agar gedung yang menjadi Impian bersama dapat segera selesai tepat waktu. Dengan demikian, gedung tersebut akan diisi oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk berkuliah. Termasuk untuk keluarga para pekerja bangunan yang saat ini berpeluh keringat dan debu.
“Anak-anak bapak akan kuliah gratis di sini. Agar suatu saat kelak jika orangtuanya tukang bangunan nanti anaknya akan menjadi insinyur atau arsitek bangunan yang bisa mengubah kehidupan keluarga menjadi lebih baik,” pungkasnya.(Siong)