Medan, SeputarSumut – Sekretaris Komisi 2 DPRD Kota Medan Iswanda Ramli, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk lebih memperhatikan kondisi rendahnya capaian imunisasi pada anak.
Menurut politisi Partai Demokrat yang akrab disapa Nanda tersebut, masalah rendahnya capaian imunisasi bukan hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan (Dinkes), tetapi juga menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan.
“Rendahnya capaian imunisasi di Kota Medan tidak bisa hanya dibebankan pada Dinkes, akan tetapi hal ini juga merupakan tanggungjawab dari OPD lainnya, misalnya Disdikbud,” kata Nanda kepada wartawan, Sabtu (8/11/2025).
Dikatakan Nanda, capaian imunisasi pada siswa SD di Kota Medan tergolong sangat rendah. Padahal, Dinkes Medan melalui puskesmas-puskesmasnya telah berupaya ‘menjemput bola’ dengan melakukan imunisasi di sekolah-sekolah.
“Tetapi banyak memang siswa ataupun orangtua yang menolak anaknya untuk diimunisasi. Disinilah sebenarnya pentingnya peran Disdikbud melalui sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya manfaat imunisasi bagi kesehatan kepada siswa maupun orangtua,” ujarnya.
Untuk itu, kedepan Nanda meminta kepada Disdikbud Kota Medan melalui sekolah-sekolah yang ada untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi pentingnya menyukseskan program imunisasi bagi siswa.
“Apalagi saat ini warga Kota Medan sedang diserang sejumlah virus, cukup banyak saat ini anak-anak yang terserang penyakit. Imunisasi ini sangat penting, ini harus diberikan pemahaman kepada masyarakat, demi kesehatan anak-anak kita,” tegasnya.
Selain Disdikbud, Nanda juga meminta perangkat kewilayahan mulai dari kecamatan, kelurahan, hingga kepala lingkungan untuk bergerak aktif dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi pada anak.
“Kepling-kepling juga harus ‘jemput bola’, mereka harus mendata anak-anak di lingkungannya yang belum diimunisasi. Gandeng pihak puskesmas, beri pemahaman kepada orangtua agar bersedia untuk anaknya diimunisasi,” tutupnya.
Seperti diketahui, capaian program imunisasi Zero Dose di Kota Medan dinilai masih sangat rendah. Berdasarkan data dari Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK), persentase bayi dan anak yang mendapatkan imunisasi lengkap mengalami fluktuasi dan bahkan menurun pada tahun 2025.
Untuk program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), capaian imunisasi pada siswa SD tergolong rendah. Tahun 2023 hanya 1,48 persen siswa yang mengikuti imunisasi, meningkat menjadi 5,8 persen di 2024, namun pada 2025 hingga September kembali menurun menjadi 2,52 persen.
Pada Imunisasi Baduta Lengkap (IBL) untuk anak usia 12–24 bulan. Pada 2023 cakupannya hanya 16,23 persen, naik menjadi 55,08 persen di 2024, namun turun lagi menjadi 30,5 persen hingga September 2025.
Sementara untuk program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bagi bayi usia 0–11 bulan, pada tahun 2023 cakupannya hanya mencapai 60,09 persen. Tahun 2024 meningkat menjadi 73,65 persen, namun pada tahun 2025 (Januari–September) kembali menurun menjadi 35,84 persen.(BEN)

