Medan- Selama sebulan, 60 unit bus listrik telah dioperasikan Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk membantu transportasi masyarakat. Meski mengakui sisi positifnya, para pengemudi transportasi online mengeluhkan kehadiran bus listrik yang masih gratis.
Riswan, pengemudi ojol ketika ditemui di Jalan KH Zainul Arifin Kelurahan Petisah Tengah,Kecamatan Medan Petisah, Jumat (27/12/2024) mengakui pendapatannya berkurang setelah bus listrik diluncurkan sebulan lalu.
Dia juga mengakui dari sisi fasilitas dan kenyamanan, bus listrik memang jauh lebih unggul dibanding dengan transportasi ojek online.
“Tentu masyarakat naik itu (bus listrik) lebih nyaman dan aman dari segi apapun dibanding naik sepeda motor,” ungkapnya.
Namun, Risman juga menegaskan dengan menumpangi ojol, warga akan lebih efisien dalam waktu.
“Memang kalau naik bus listrik tidak kena hujan dan panas, apalagi gratis. Tapi masyarakat dibebankan dengan kemacetan yang ada di Medan. Sementara, kalau masyarakat naik ojol harusnya lebih hemat waktu,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Galih (27), pengemudi ojol lainnya.
“Kami memahami Pemko Medan itu memiliki niat baik untuk masyarakat. Tapi kami ini ibarat imbas dari niat baik yang ada. Buat dapat Rp50.000 sehari aja susah kali kami karena ada bus listrik gratis,” sebutnya.
Galih juga menyampaikan kehadiran bus listrik menjadi hambatan baginya dalam bekerja mencari pendapatan sehari-hari.
“Biasanya saya banyak dapat orderan dengan jarak yang berdekatan, walaupun ongkosnya kalau satu orderan itu Rp9.000, lumayanlah bisa dapat 7-10 orderan sehari. Sejak ada bus listrik, dapat 3 orderan jarak yang berdekatan itu sudah paten kali rasanya,” tuturnya.
Ia juga menilai kehadiran bus listrik sama halnya dengan Trans Metro Deli milik Pemko Medan, menjadi hambatan baginya dalam mencari nafkah sebagai pengemudi ojol. (Mistar)