seputar-Medan | Pemilihan umum adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pemilu bukan hanya menjadi ajang untuk masyarakat memilih pemimpin, tetapi juga sebagai wadah untuk mengekspresikan pendapat dan aspirasi mereka.
“Namun, dalam beberapa tahun terakhir kita sering melihat bagaimana pemilihan umum menjadi ajang konflik dan kegaduhan yang merugikan bagi semua pihak,” kata Meutya Viada Hafid, selaku Ketua Komisi I DPR RI dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Ditjen APTIKA Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI.
Dalam kegiatan yang bertajuk “Ciptakan Pemilu Damai dengan Bijak Bermedia Sosial” tersebut, Meutya Viada Hafid menambahkan bahwa, media sosial telah menjadi alat yang sangat kuat untuk menyebarkan informasi dan memengaruhi opini publik. Namun, seringkali media sosial juga digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan memicu konflik antar kelompok.
“Untuk menciptakan pemilu yang damai, kita perlu menggunakan media sosial dengan bijak. Pertama, mari kita gunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan terverifikasi. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita perlu memilah-milah informasi yang masuk dan tidak mudah terpancing oleh propaganda yang tidak benar,”ajak Meutya.
Kedua, sebut Meutya, mari kita gunakan media sosial untuk berdiskusi secara positif dan membangun. Jangan menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyerang lawan politik kita.
“Kita perlu menyadari bahwa setiap individu memiliki hak untuk memiliki pendapat yang berbeda. Dengan berdiskusi secara terbuka dan membangun, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih damai dan toleran,”ucapnya.
Menurutnya, Pemilu yang damai adalah tanggung jawab bersama. Semua masyarakat Indonesia memiliki peran dalam menciptakan pemilu yang damai dengan bijak menggunakan media sosial. Sebab itu, Meutya Hafid memberikan pesan pada para peserta untuk sama-sama menyebarkan pesan damai yang dapat membangun.
“Mari bersama-sama menyebarkan pesan damai dan membangun masyarakat yang lebih cerdas dalam menggunakan media sosial. Dengan demikian, kita bisa menciptakan pemilu yang lebih berintegritas dan memberikan hasil yang baik untuk kemajuan bangsa ini,”imbuhnya.(Siong/REL)