seputar-Jakarta | Aksi unjuk rasa massa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) kian memanas di depan Gedung DPR/MPR RI. Massa melemparkan botol air mineral kepada polisi.
Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (31/1/2024), massa awalnya mencoba merobohkan pagar dengan tali tambang. Di belakang pagar, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suyudi Ario Seto dan sejumlah personel berusaha menenangkan.
Massa menggoyang-goyangkan pagar dengan tali tambang itu. Tak lama kemudian, seorang anggota polisi dengan sigap memanjat pagar tersebut.
Polisi tersebut kemudian memotong tali tambang dengan pisau. Seketika ikatan pun terlepas.
Tapi, di sisi lain massa mengamuk. Mereka lalu melemparkan botol air mineral kepada polisi, termasuk Brigjen Suyudi yang sedari tadi mencoba menenangkan massa di lokasi.
Spontan, anggota yang lain melindungi diri dengan tameng plastik dan dibawa menjauh. Selain itu, Dirbinmas Polda Metro Jaya Kombes Badya juga terlihat dilindungi dengan tameng oleh anggota.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mencoba menenangkan massa dari atas mobil komando. Susatyo mengatakan ada anggota yang terluka.
“Sekali lagi mohon tidak melempari tidak merusak pagar DPR. Anggota kami sudah ada yang terluka,” kata Susatyo.
Di lokasi massa aksi masih mendesak untuk memaksa masuk ke dalam Gedung DPR RI. Beberapa pendemo terlihat merusak pagar DPR dengan palu besar.
Pantauan detikcom di lokasi, pukul 14.05 WIB, terlihat seorang pendemo dengan bandana di kepalanya mengeluarkan palu berukuran besar. Dia kemudian memukulkan palu itu ke tembok pagar DPR.
Keramik pada tembok pagar DPR pun akhirnya rusak hingga bolong. Setelah merusak pagar tersebut, pendemo itu terlihat tersenyum dengan rokok di bibirnya.
Setelah itu, palu diambil oleh salah satu temannya. Temannya itu juga mengikutinya dengan memukulkan palu ke tembok pagar DPR.
Hingga berita ini dimuat, demo masih berlangsung. Orator masih meneriakkan aspirasinya dari atas mobil komando.
“Pak polisi gimana sih Pak, tadi bapak menjanjikan kalau jalan tolnya dibuka kita bisa masuk. Bapak ini kayak anggota dewan tipu-tipu saja,” teriak orator dari mobil komando.
Sementara itu, di sebelahnya atau di pagar besi sebelah kanan tembok itu telah tersimpul seutas tali tambang. Massa juga bersama-sama mencoba menarik pagar itu.
Di belakangnya sejumlah massa tampak melemparkan botol plastik ke arah dalam gedung itu. Arus lalu lintas Jalan Gatot Subroto arah Slipi belum dibuka.
Tuntut Revisi UU Desa Segera Disahkan
Massa demo dari Apdesi kembali menggelar aksi di depan gedung DPR untuk menuntut agar DPR mengesahkan Revisi UU Desa.
Sejumlah massa aksi terlihat membawa poster dan spanduk yang memuat tulisan menuntut agar DPR mengesahkan revisi UU Desa tentang Desa sebelum Pemilu.
“Hari ini undang-undang desa kita perjuangkan. Ingat sampai sore pun kita berkumpul, harga mati revisi undang-undang nomor 6,” ujar Ketua Umum Apdesi Surta Wijaya dari atas mobil komando.
“Semua kita doakan, semoga ketua DPR semoga hatinya dibukakan, bahwa sesungguhnya yang hadir hari ini adalah masyarakat kecil dari desa, pemerintahan terkecil di desa,” katanya.
Surta Wijaya menegaskan perjuangan pihaknya di depan DPR hari ini bukanlah untuk keperluan pribadi. Tapi untuk seluruh masyarakat di desa.
“Kalau DPR tidak mau mengesahkan kita bertanya. Kita sudah lelah, kita sudah tunggu berbulan bulan. Kita berdoa agar Ibu Puan Maharani dibuka hatinya untuk merevisi undang-undang,” jelasnya.
Dia mengatakan, asosiasinya telah berjuang tiga kali menggelar aksi untuk mendesak DPR mengesahkan revisi UU Desa, namun tak diindahkan oleh DPR. Karena itu, lanjut Surta Wijaya, pihaknya meminta DPR untuk mengesahkan Revisi UU Desa pada saat sidang paripurna tanggal 6 Februari 2024 mendatang.
“Jangan ngomong besar Indonesia emas 2024 kalau desa tidak diperbaiki. Jangan ngomong besar ekonomi kita bangkit kalau desa tidak diperbaiki,” pungkasnya.
Tak lama setelah orasi, Surta Wijaya bersama sejumlah pengurus Apdesi mengaku diterima untuk melakukan audiensi ke dalam gedung DPR. Sejumlah sejumlah massa lainnya masih terus berorasi di depan gedung itu. (detikcom)