Manila – Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte mendapatkan aduan pemakzulan kedua pada Rabu (4/12). Ini terjadi saat dia sedang menghadapi penyelidikan atas dugaan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr dan dugaan penyelewengan dana pemerintah.
Sara yang merupakan putri mantan Presiden Rodrigo Duterte ini, seperti dilansir AFP, Rabu (4/12/2024), terjerumus ke dalam pergolakan politik setelah aliansinya dengan Marcos Jr runtuh menjelang pemilu sela yang dijadwalkan digelar tahun depan.
Pada Juni lalu, Sara mengundurkan diri dari jabatannya dalam kabinet sebagai Menteri Pendidikan, namun masih menjabat sebagai Wapres Filipina.
Aduan terbaru diajukan oleh para aktivis, guru, mantan anggota Kongres dan beberapa pihak lainnya, pada Rabu (4/12) waktu setempat, kepada parlemen Filipina.
Aduan itu, menurut koalisi sayap kiri Makabayan, menuduh Sara telah mengkhianati kepercayaan publik terkait dugaan penyelewengan dana publik sebesar jutaan dolar Amerika ketika dia masih menjabat Menteri Pendidikan.
“Penyelewengan dana rahasia sebesar lebih dari setengah miliar Peso yang secara kurang ajar dilakukan oleh Wakil Presiden, khususnya likuidasi mencurigakan sebear 125 juta Peso hanya dalam waktu 11 hari pada akhir tahun 2022, merupakan pengkhianatan besar terhadap kepercayaan publik,” sebut mantan anggota Kongres, Teddy Casino, dan salah satu pelapor lainnya, dalam sebuah pernyataan.
“Rakyat Filipina, khususnya para pembayar pajak yang menanggung beban pendanaan operasional pemerintah, berhak menuntut akuntabilitas dari pejabat tertinggi kedua mereka,” cetus pernyataan tersebut.
Koalisi aktivis berbeda telah mengajukan aduan yang juga masuk ranah pemakzulan terhadap Sara pada Senin (2/12) waktu setempat, yang menuduhnya melakukan tindak korupsi dan pelanggaran jabatan. Sara sebelumnya membantah telah menyelewengkan dana publik.
Tidak diketahui secara jelas apakah salah satu dari dua aduan yang masuk ranah pemakzulan itu, akan mendapatkan dukungan dari sepertiga anggota parlemen yang diperlukan untuk bisa diteruskan ke sidang Senat Filipina.
Meskipun sekutu-sekutu politik Marcos Jr memegang mayoritas dalam majelis rendah, atau DPR, Filipina, sang Presiden Filipina itu telah secara terbuka menyebut upaya semacam itu hanya membuang-buang waktu.
Di bawah Konstitusi Filipina, proses pemakzulan tidak bisa dilakukan terhadap orang yang sama lebih dari satu kali dalam setahun. Ini berarti DPR Filipina, yang menjadi tempat dua aduan terhadap Sara diajukan, harus memilih salah satu atau melakukan konsolidasi.
Aduan terbaru ini menambah permasalahan hukum yang dihadapi Sara, ketika dia sedang menghadapi penyelidikan atas dugaan ancaman pembunuhan terhadap Marcos Jr dan penyelidikan lainnya atas dugaan penyalahgunaan dana pemerintah.
Sara dipanggil oleh otoritas kehakiman Filipina, setelah mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa dirinya telah menginstruksikan salah satu pengawalnya untuk membunuh Marcos Jr jika dirinya tewas dibunuh terlebih dahulu. Belakangan dia menyebut pernyataannya itu disalahartikan.
Dia juga sedang menghadapi penyelidikan oleh DPR Filipina, yang dipimpin oleh Martin Romualdez, sepupu Marcos Jr, atas dugaan penyalahgunaan dana pemerintah senilai jutaan dolar Amerika. (detik)