seputar-Medan | Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UINSU Medan, ikut terlibat memprakarsai pendampingan dakwah sosial di desa tertinggal, khususnya di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan Kepulauan Nias di Provinsi Sumatera Utara.
“Kepastian program ini sudah kita dapat dari Kemendes. Alhamdulillah, dalam waktu yang tidak lama lagi, kita masuk kepada lokus perjanjian kerja samanya. Dan ini bagian dari bentuk MoU yang lebih dahulu dilakukan UINSU Medan,” kata Dekan FDK Prof Dr Hasan Sazali MA usai diterima di Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal Kementerian Perdesaan (Kemendes) RI di Jakarta, Kamis (07/03/2024).
Dalam pertemuan itu turut dihadiri Direktur PPSBK Dr Dimposma Sihombing MSi, Raja Amin Hasibuan (Analis Kebijakan Madya), Swasnita Sihotang (Analis Kebijakan Madya), Prasetyo Sonny Saputro (Staf PPSBK).
Turut hadir Wakil Dekan III FDK Dr Anang Anas Azhar MA dan Kepala Laboratorium FDK UINSU Medan Ahmad Sampurna MA.
Prof Hasan menyebutkan ruang lingkup dakwah sosial di dua kepulauan tertinggal itu, terdiri dari penyediaan SDM yang dimiliki FDK. FDK kata dia, memiliki SDM yang cukup untuk membantu program Kemendes RI.
“Melalui SDM kita, kita siap menerjunkan tim ke Mentawai dan Nias. Semoga lokus dari program ini terealisasi dalam bentuk perjanjian kerja sama secepatnya. Sehingga bulan Juni 2024 nanti, keterlibatan FDK di desa tertinggal tidak hanya cakap-cakap, melainkan membantu percepatan dan pencerahan desa tertinggal yang ada,” katanya.
Direktur PPSBK Kemendes Dimposma Sihombing menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada FDK UINSU yang senang hati membantu program Kemendes RI.
Apalagi, penguatan SDM yang ada dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat di Mentawai dan Nias.
Dia menyebutkan, berdasarkan data Kemendes RI jumlah kabupaten yang tertinggal jumlahnya cukup banyak yakni 62 kabupaten. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya berada di Sumatera Barat dan Sumatera Utara tepatnya di Mentawai dan Nias.
Posma mengatakan, dua daerah ini harus disentuh. Salah satunya adalah sentuhan SDM dari kalangan akademisi. Begitu juga dengan budaya yang ada di daerah ini agar cepat berubah.
“Kendala desa tertinggal selama ini berada pada aspek sosial dan budaya. Dengan masuknya pendampingan SDM yang dilakukan FDK UINSU, perubahan budaya sesegera mungkin terealisasi dengan baik,” katanya. (red)