Jakarta – Di awal tahun 2025 harga Minyakita tembus Rp 19.000 per liter, padahal harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp 15.700 per liter. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut kenaikan harga Minyakita karena terkendala pasokan.
“Masalahnya ini kan libur nataru, masih banyak distributor itu yang belum jalan. Jadi sebagian sudah jalan, sebagian belum,” ujarnya, Jumat (3/1/2024).
Dia meyakini ketersediaan pasokan Minyakita cukup, termasuk di distributor. Karena itu dia menepis anggapan naiknya harga Minyakita karena stok minim.
“Jadi ada keterlambatan pasokan, karena itu. Tetapi stok tadi kami yakinkan di distributor sebenarnya ada, masih banyak, cuma terlambat,” ungkapnya.
Dinas Perdagangan di daerah pun telah dihubunginya untuk mencari tahu melonjaknya harga Minyakita. Hasilnya pun sama, kenaikan karena keterlambatan pasokan akibat libur nataru.
“Kita hubungi dari daerah-daerah, teman-teman di daerah, di dinas juga udah ngecek lapangan. Salah satu faktornya memang karena liburan itu,” ucapnya.
Dia pun meyakini harga Minyakita akan kembali pada HET sebelum bulan Ramadan. Tahun ini, Ramadan kemungkinan akan jatuh pada akhir Februari sampai akhir Maret 2025.
“Ya harus, kita usahakan, harga harus terjangkau, harus sesuai itu. Ya harus, gimana caranya kita harus lakukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan detikcom di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Kamis (2/1/2025) sejumlah pedagang sembako menjual Minyakita Rp 18.000 per liter.
Pedagang sembako, Imelda mengungkapkan bahwa harga minyaKita Rp 18.000 per liter sudah berlangsung sebelum Natal 2024.
“MinyaKita Rp 18.000 masih seperti sebelum natal dan tahun baru,” katanya kepada detikcom.
Sementara di Pasar Palmerah, harga minyaKita dijual dengan harga Rp 19.000 per liter. Pedagang sembako bernama Bulan mengatakan harga tersebut baru mengalami kenaikan setelah pergantian tahun. Di mama sebelum pergantian tahun harga masih Rp 18.000 per liter.
“MinyaKita ini naik sekarang per dus nya Rp 205.000. Saya jual per liter nya Rp 19.000. Ini naik Rp 1.000 pada awal tahun ini. Sebelum tahun baru Rp 18.000 per liter,” katanya. (detik)