Jakarta – Otak adalah salah satu organ paling penting di tubuh. Otak merupakan pusat sistem saraf manusia yang mengendalikan semua aktivitas tubuh, pikiran, emosi, gerakan, bahkan fungsi vital pernapasan.
Ahli saraf University of Michigan Dr Baibing Chen mengungkapkan dirinya menyesal melakukan beberapa kebiasaan saat usia muda karena ternyata berpengaruh pada kesehatan otak. Sebab, menurutnya bila kebiasaan itu terus menerus dilakukan bisa memicu berbagai gangguan seperti demensia atau alzheimer.
1. Sering Minum Soda
Chen seringkali mengonsumsi minuman soda manis semasa muda. Saat itu, keluarganya belum mengetahui bahaya yang bisa ditimbulkan dari konsumsi gula tambahan secara berlebihan.
Chen bahkan mengaku dulu setiap pulang sekolah bisa minum satu sampai dua kaleng minuman bersoda. Meskipun pola makannya saat ini diakui belum sempurna, ia sudah jarang minum minuman bersoda.
“Pola makan tinggi gula berkontribusi terhadap resistensi insulin, peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, peradangan kronis, serta penurunan kognitif,” jelas Chen.
“Konsumsi gula yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer,” tambahnya.
2. Kurangnya Tidur Berkualitas
Chen mengaku kurang mendapatkan tidur berkualitas di usia muda. Ia sering menghabiskan waktu malamnya dengan begadang nonton televisi atau bermain game, meski tidak hidup di zaman smartphone.
Kala itu, dirinya belum mengetahui sepenting apa tidur berkualitas bagi kesehatan. Chen menuturkan durasi dan kualitas tidur penting untuk kesehatan otak, terutama perkembangan otak masa remaja, konsolidasi memori, pemrosesan emosi, hingga pembersihan limbah.
“Saya berusaha untuk tidur selama 7 hingga 9 jam per malam. Pekerjaan saya sebagai dokter tidak selalu memungkinkan hal itu. Namun, sebagai pendukung kuat kesehatan otak, saya mendorong perubahan dalam profesi kami untuk memastikan lebih banyak dokter mendapatkan istirahat yang mereka butuhkan,” kata Chen.
Perubahan struktural jangka panjang pada otak bisa memiliki konsekuensi yang menetap. Namun, beberapa dampak kognitif dan perilaku terkait kurang tidur bisa dipulihkan dengan memperbaiki kebiasaan tidur.
3. Mendengar Musik Kencang
Chen menuturkan suara bising yang berlebihan dapat memicu gangguan pendengaran, kepekaan pendengaran, hingga tinnitus. Kerusakan pada sel-sel rambut koklea tidak dapat dipulihkan karena sel-sel ini tidak beregenerasi.
Penelitian juga telah menunjukkan gangguan pendengaran seringkali dikaitkan dengan masalah suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
“Selain itu, banyak penelitian mengaitkan gangguan pendengaran dengan peningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia. Hal ini mungkin terjadi karena ketika otak kesulitan memproses suara karena gangguan pendengaran, otak mengalihkan sumber daya kognitif dari memori dan berpikir,” ucap Chen dikutip dari CNBC Make It, Kamis (24/4/2025).
Meskipun Chen masih mendengarkan musik dari headphone, terutama saat olahraga, kini ia membatasi volumenya maksimal 60 persen. Ia juga membatasi waktunya maksimal 60 menit per hari.
“Jika mengalami gangguan pendengaran, mengatasinya sesegera mungkin dapat membantu mengurangi beban kognitif,” sambungnya.(detik)