Jakarta – Kesehatan jantung perlu diperhatikan selama puasa. Perhatikan pola makan, seperti konsumsi banyak minum air putih dan hindari kafein.
Puasa selama bulan Ramadan sebenarnya mendatangkan efek positif bagi kesehatan tubuh. Mulai dari membantu penurunan berat badan dan mencegah penyakit arteri koroner.
Pakar kesehatan yang disebut situs Hindustan Times menegaskan bahwa selama puasa, mereka yang memiliki masalah jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes secara khusus harus lebih memerhatikan kesehatan tubuhnya.
Sebab, puasa dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dapat membuat jantung rentan terhadap aritmia (gangguan irama jantung).
Untuk menjaga kesehatan jantung selama berpuasa, terdapat tips yang bisa dilakukan, termasuk mengatur pola makan.
Melansir Hindustan Times (05/04/2023), berikut 7 tipsnya!
1. Jangan makan berlebihan
Banyak yang mengonsumsi makanan berlebihan ketika buka puasa sebagai bentuk ‘balas dendam’ setelah tidak makan dan minum dalam waktu lama.
Namun, hal ini tidak disarankan, terutama jika ingin meningkatkan kesehatan jantung.
Terdapat dua hormon utama yang memengaruhi pengaturan rasa lapar. Hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan dan leptin yang menekan nafsu makan.
Saat tidak makan selama beberapa waktu, kadar hormon ghrelin meningkat. Setelah makan, kadar leptin memberi tahu bahwa tubuh sudah kenyang.
Namun, jika asupan makanan ke dalam tubuh berlebihan, bisa menganggu keseimbangan hormon ini. Memicu siklus makan berlebihan secara terus-menerus, dan merusak berat badan.
Mengonsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan juga bisa menyebabkan penumpukan kolesterol. Hal ini bisa memicu pembentukan plak lemak pada pembuluh darah arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Oleh karena itu, saat buka puasa, makan secukupnya saja.
2. Minum banyak air putih
Menjaga keseimbangan cairan juga penting selama puasa guna meningkatkan kesehatan jantung. Caranya dengan minum banyak air putih atau minuman menyehatkan lainnya untuk mencegah dehidrasi.
Dianjurkan setidaknya minum 8 gelas air putih per hari agar tetap terhidrasi. Hidrasi yang tepat dapat membantu mengurangi tekanan vena jugularis, edema paru, edema perifer, dan mampu mengontrol berat badan.
3. Hindari kafein
Sebaiknya kafein dihindari selama berpuasa. Paling tidak asupannya dibatasi. Sebab, kafein dapat menghalangi penyerapan zat besi dan meningkatkan aliran urin yang dapat menyebabkan dehidrasi. Kafein juga dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Ganti asupan kafein dari teh atau kopi ke minuman herbal dari daun mint atau jahe yang sekaligus bisa menghindari perut kembung.
4. Hindari gorengan dan makanan manis
Ketika sahur dan buka, banyak orang memilih makan makanan yang digoreng atau mengandung gula dalam jumlah banyak.
Makanan tersebut lebih baik dihindari karena bisa memicu obesitas dan resistensi insulin. Kedua hal tersebut merupakan faktor utama sindrom metabolik, yaitu sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Sebaiknya konsumsi makanan dengan gizi seimbang, mencakup buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak.
5. Hindari makan dan minum dalam waktu berdekatan
Mencampur makanan dan minuman dalam jumlah banyak sekaligus bisa menyebabkan sesak napas.
Lebih baik tunggu beberapa saat setelah makan, baru masukkan cairan ke dalam tubuh.
Kalau mau dibarengi, pastikan porsi keduanya sedikit untuk mendukung perubahan metabolisme yang harmonis sehingga berkontribusi pada produksi kolesterol baik.
6. Aktif secara fisik
Selain menjaga pola makan, penting juga untuk aktif secara fisik. Pilih aktivitas ringan hingga sedang, seperti jalan kaki atau yoga.
Namun, waktunya perlu diperhatikan. Sebaiknya dua hingga tiga jam setelah berbuka puasa di malam hari, dan jangan olahraga berlebihan.
Aktivitas fisik yang dilakukan pada waktu salah bisa semakin meningkatkan beban pada jantung dan menyebabkan konsekuensi, seperti pingsan dan stroke.
7. Cukup tidur
Kurang tidur juga dapat menyebabkan banyak masalah, mulai dari masalah suasana hati dan kesehatan.
Tidur yang kurang bisa memicu ledakan amarah, sakit kepala, dan beban stress tinggi yang diperburuk oleh rasa lapar saat puasa.
Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan beban kerja jantung.
Oleh karenanya, pastikan waktu tidur cukup selama puasa, setidaknya 6-7 jam dalam sehari. (detikhealth)