Jakarta – Jelang bulan suci Ramadan, impor kurma meningkat. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) ada 16.426 ton kurma impor masuk Indonesia.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai kurma impor sebanyak 16.426 ton mencapai US$ 20,68 juta. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan Desember 2024 yang tercatat sebanyak 10.555 ton.
“Dapat dilihat tren impor kurma dalam beberapa bulan terakhir ini sudah mulai terlihat persiapannya menjelang periode Ramadan dan Lebaran,” katanya, Senin (17/2/2025).
Amalia kemudian merinci impor kurma pada Januari 2025 paling banyak berasal dari Mesir sebanyak 10,15 ribu ton dengan andil 61,80%, dari Arab Saudi sebanyak 1,88 ribu ton dengan andil 11,42%, serta dari Uni Emirat Arab sebanyak 1,76 ribu ton dengan andil 10,71%.
“Kalau kita lihat dari negara asalnya, impor kurma terbesar berasal dari Mesir sebanyak 10,15 ribu ton dengan kira-kira share-nya adalah sebesar 61,80% terhadap total impor kurma Indonesia,” imbuhnya.
Berdasarkan Ramadan tahun lalu, Amalia dengan tegas menjawab tidak ada impor kurma dari Israel. Catatan BPS hanya menunjukkan bahwa impor kurma terbesar berasal dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi.
“Apakah ada impor kurma dari Israel? Tadi saya sudah sampaikan bahwa impor kurma terbesar dari Tunisia, Mesir, Iran, Arab Saudi. Tidak ada impor kurma yang berasal dari Israel, tidak ada,” tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (15/3/2024). (detik)