seputar – Jakarta | Analis sosial politik, Karyono Wibowo mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan seluruh lembaga survei wajib diaudit apabila perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencapai ambang batas parlemen 4 persen atau lolos ke Senayan. Menurutnya hal itu diperlukan untuk menjamin kredibelitas lembaga tersebut.
Karyono menyebut apabila PSI mendapatkan suara di atas empat persen maka patut diduga ada yang tidak beres dari perbedaan data baik itu dari lembaga survei atau KPU.
“Jika nanti benar terjadi suara PSI mencapai ambang batas 4 persen maka bisa menimbulkan kekacauan dan rakyat tidak percaya kepada lembaga survei dan KPU,” ujar Karyono, Minggu (3/3/2024).
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute itu menyebut hasil hitung cepat selalu presisi dengan hasil hitung KPU. Artinya selisih antara kedua hasil itu sangat tipis dengan angka maksimal satu persen.
“Perolehan suara PSI versi quick count paling tinggi 2,8, katakanlah naik 1 persen itu baru 3,8 persen jadi tidak sampai 4 persen”, kata Karyono.
Karyono menyebut lonjakan suara PSI sangat tidak lazim meskipun belum menembus angka empat persen. Namun pola kenaikan suara itu tidak lazim jika melihat data yang telah masuk ke KPU sebanyak 65 persen.
“Tetapi, jika melihat pola loncatnya tidak lazim karena data masuk ke data realcount KPU sudah mencapai 65, 80 persen”, ungkapnya.
Ia pun menilai wajar apabila banyak pihak yang mempertanyakan lonjakan suara PSI meskipun hal itu bisa dijelaskan bahwa hal itu terjadi karena ada kumulatif masuknya suara dari TPS yang menjadi basis pendukung PSI ke dalam tabulasi Sirekap.
Sebagai informasi, hingga Minggu (3/3/2024) pukul 20.00 WIB, berdasarkan hasil hitung KPU melalui laman pemilu2024.kpu.go.id PSI memperoleh suara sebanyak 3,13 persen. PSI dipilih sebanyak 2.403.483 orang.
Sebelumnya politisi PSI, Cheryl Tanzil merespons dugaan tuduhan curang dari sejumlah pihak dan menyebut PSI menang atau kalah tetap dibully.
“Kita kan negara demokrasi ya, setiap orang bebas berekspresi. Tapi hati-hati, kalau teriak curang dan menuduh PSI tapi tidak bisa membuktikan secara hukum. Karena kami pun sangat terbuka kalau memang ada kecurangan silakan laporan kita ada mekanisme ada Bawaslu ya, silahkan aja,” kata Cheryl, Sabtu 2 Maret 2024.
“Saya rasa ini ironis sekali partai kami ya, karena apapun yang terjadi pada partai kami, kami tetap dibully. Misalnya, kalau partai kami menang, kami akan dibilang curang karena partai yang pemilu sebelumnya tidak menang lalu sekarang menang, dibilang curang. Lalu kalau kami kalah kami dibully juga bahwa Kaesang itu tidak berpengaruh. Jadi apapun itu ya kami sudah siap. Ini bagian dari berjuang untuk demokrasi,” ujarnya. (Okezone)