Jakarta – Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke lepas pantai timurnya, Selasa (14/1).
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Joint Chiefs of Staff/JCS) melaporkan rudal itu ditembakkan sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat dan meluncur sejauh 250 kilometer usai lepas landas.
JCS mencatat rudal jarak pendek ini ditembakkan dari Kanggye, Provinsi Jagang, dekat perbatasan Korut dan Tiongkok.
“Kami mengecam keras peluncuran tersebut karena merupakan provokasi yang jelas yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea,” demikian pernyataan JCS, seperti dikutip Reuters.
JCS menambahkan pihaknya akan “merespons dengan luar biasa” provokasi baru apa pun yang dilakukan Korea Utara.
Plt Presiden Korea Selatan Choi Sang Mok telah mengecam peluncuran rudal Korut ini. Choi menyatakan penembakan rudal melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan Korsel akan menanggapi dengan tegas provokasi Korea Utara.
Kantor presiden Korsel juga menyatakan dewan keamanan nasional saat ini tengah menggelar pertemuan untuk meninjau situasi.
Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat sementara itu mengutuk uji coba tersebut dan mendesak Pyongyang tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum dan mengganggu stabilitas lebih lanjut.
Peluncuran rudal pada Selasa ini terjadi di saat pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tinggal menghitung hari.
Menurut anggota parlemen Korea Selatan, uji coba senjata Pyongyang kali ini kemungkinan bertujuan untuk “memamerkan aset pencegah AS dan menarik perhatian Trump.”
Trump bakal dilantik sebagai presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang. Trump merupakan pemimpin AS yang pernah melakukan pertemuan langsung dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Trump selama ini menggembar-gemborkan bahwa dirinya memiliki kedekatan dengan Kim Jong Un. (CNBC)