Jakarta – Seorang wanita asal Bandung berbagi pengalaman hidupnya yang harus menjalani hemodialisa secara rutin akibat gagal ginjal kronis yang dideritanya. Menurutnya, kondisi ini dipicu oleh pola makan yang kurang sehat.
“Suka yang asin-asin gurih, seblak, basreng dan kawan-kawannya. Hari-hari saya rebahan terus, kerja di ruangan AC 24 jam, habis makan berat langsung rebahan. Mungkin dari situ penyakit timbul,” kata Asry Mahendra (38).
Mengonsumsi makanan tinggi garam dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Jika tekanan darah tidak terkendali, berbagai komplikasi bisa muncul, termasuk stroke dan gagal ginjal.
“Kalau garam hubungannya itu ke hipertensi. Dengan garam yang banyak tinggi, kandungan garam di dalam pembuluh darah akan menarik air. Cairan akan lebih banyak di pembuluh darah, tekanan darah menjadi meningkat,” ujar spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, saat berbincang dengan detikcom.
“Terus hipertensi, melalui hipertensi bisa memicu penyakit ginjal kronik,” imbuhnya lagi.
Menurut National Kidney Foundation, tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di ginjal, yang pada akhirnya mengurangi aliran darah dan mengganggu fungsi ginjal. Jika kondisi ini berlanjut, ginjal tidak mampu menyaring limbah dan kelebihan cairan secara optimal.
Penumpukan cairan dalam pembuluh darah dapat semakin meningkatkan tekanan darah, menciptakan siklus yang berbahaya, dan menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut hingga berujung pada gagal ginjal.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan penyempitan, pelemahan, atau pengerasan arteri di sekitar ginjal. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya suplai darah, oksigen, dan nutrisi yang diterima ginjal.
Kerusakan pada arteri ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, unit penyaring ginjal, sehingga ginjal tidak dapat bekerja dengan optimal. (detik)