seputar – Jakarta | Berhembus kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengambil alih Partai Golkar usai berakhir masa jabatannya. Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, memastikan Jokowi akan kembali ke Solo setelah jabatannya berakhir.
“Jokowi juga saya kira tidak ke Golkar kok, Bapak akan kembali ke Solo,” ujarnya, Minggu (10/3/2024).
Penegasan mengenai kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa, kata dia, sudah beberapa kali diungkap Jokowi. Dia yakin dengan ucapan presiden.
“Seperti beberapa kali pernyataan beliau dan itu saya yakini adanya,” tuturnya.
Menurutnya Jokowi adalah orang yang konsisten dengan pernyataannya. Dia meyakini itu setelah delapan tahun di Istana dan mengenal Jokowi.
“Sepanjang lebih kurang 8 tahun saya di Istana, saya tahu dan paham benar sikap dan kepribadian Jokowi, konsisten dengan apa yang beliau katakan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ngabalin juga meyakini Airlangga justru akan kembali dipercaya memimpin partai berwarna kuning dan berlogo bohon beringin tersebut. Dia mengungkit capaian Airlangga dalam Pemilu 2024.
“Dengan perolehan kursi dan suara yang signifikan pada pemilu tahun ini membuat kepercayaan kader dan anggota pada Mas AH (Airlangga Hartarto) sangat amat positif, itu artinya Mas AH akan dilakukan aklamasi dalam munas untuk memimpin kembali Golkar 5 tahun yang akan datang, rasanya semua anggota, kader-kader, sangat paham,” ujar dia.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Airlangga Hartarto adalah kandidat terkuat karena hasil suara di Pemilu 2024 yang meningkat. Namun, dia menyebut sosok Jokowi sebagai batu sandungan Airlangga.
“Airlangga Hartarto paling kuat. Prestasinya yang meningkatkan suara pileg 2024 secara drastis. Itu legacy AH yang tak bisa dibantah. Tak mudah bagi Golkar hadapi pemilu 2024 karena tak punya jagoan kader sendiri, khawatir tak dapat coattail effect. Tapi nyatanya suara Golkar melesat jauh,” kata Adi Prayitno.
Tetapi, kata Adi, belum ada Ketum Golkar yang memimpin selama tiga periode. Dia menyebut Golkar salah satu partai besar dengan dinamika yang tidak bisa diprediksi.
“Tapi secara alamiah, AH ini mungkin akan mendapatkan resistensi di akhir karena karena belum ada ketum Golkar yang tiga kali berturut-turut. Sekarang mungkin belum kelihatan, tapi jelang munas mungkin ada. Ini Golkar partai besar yang kerap menimbulkan dinamika tak terduga,” ujarnya.
Lebih lanjut, apalagi katanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) diisukan bergabung Golkar. Tentunya Jokowi menurutnya bisa mengimbangi Airlangga “Apalagi belakangan ini muncul wacana Jokowi masuk Golkar bisa bikin konstalasi internal Golkar berubah. Jika itu terjadi, Jokowi akan jadi batu sandungan bagi AH,” katanya. (detik)