seputar-Medan| Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumbagut, Yusup Ansori mengatakan, pertumbuhan kredit atau pembiayaan macet di Sumatera Utara (Sumut) berhasil ditahan dalam level yang aman dengan berjalannya kebijakan restrukturisasi.
Seiring dengan berjalannya kebijakan restrukturisasi kredit dan pembiayaan, pertumbuhan kredit/pembiayaan macet dapat ditekan sehingga kualitas kredit dapat dikontrol dalam profil risiko yang terjaga.
“Terpantau per Januari 2021, total kredit bermasalah sektor perbankan berhasil tumbuh negatif 12,37% atau turun ke angka Rp7,4 triliun setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi di bulan April 2020 sebesar Rp8,52 triliun,”kata Yusuf Ansori pada media gathering virtual zoom, Senin (08/03/2021).
Sementara pada perusahaan pembiayaan, oustanding pembiayaan bermasalah menurun 41,95% menjadi Rp455 miliar setelah sebelumnya menyentuh angka Rp784 miliar di bulan Juli 2020.
Yusup menambahkan, 85,06% restrukturisasi kredit perbankan diberikan kepada sektor UMKM. Per 19 Februari 2021, industri jasa keuangan di Sumut telah menyalurkan restrukturisasi kredit/pembiayaan kepada 577.327 debitur dengan outstanding kredit Rp34,78 trilliun.
Realisasi restrukturisasi kredit tersebut berasal dari restrukturisasi bank umum sebanyak 377.969 debitur dengan outstanding kredit Rp27,85 trilliun, restrukturisasi BPR sebanyak 4.216 debitur dengan outstanding kredit Rp210 miliar, dan restrukturisasi perusahaan pembiayaan sebanyak 195.142 debitur dengan nilai pembiayaan Rp6,72 trilliun.
Sebagian besar restrukturisasi kredit perbankan diberikan kepada debitur UMKM sebanyak 325.087 debitur (85,06% dari total debitur) dengan nilai outstanding kredit Rp16,16 trilliun, sedangkan untuk non UMKM sebanyak 57,098 debitur dengan nilai outstanding kredit Rp11,90 trilliun.
Dalam kesempatan itu Yusuf juga memaparkan, sektor perbankan Sumut dalam kondisi stabil dan dapat bertumbuh positif. Kinerja sektor perbankan di Sumut yang terdiri dari 60 Bank Umum dan 60 BPR/BPRS per Januari 2021 berada dalam kondisi yang stabil.
Aset perbankan sebesar Rp275,79 triliun yang terdiri dari Bank Umum sebesar Rp273,65 triliun dan BPR/S sebesar Rp2,14 triliun, tumbuh 9,39% secara year on year (yoy).
Sedangkan penghimpunan DPK sektor perbankan bertumbuh double digit, dana tabungan bertumbuh paling tinggi penghimpunan DPK pada sektor perbankan bertumbuh double digit sebesar 10,67% secara yoy menjadi Rp260,13 triliun.
“Pertumbuhan tertinggi terdapat pada dana tabungan bank umum di angka 14,27% secara yoy menjadi Rp111,43 triliun, hampir mengimbangi dana deposito sebesar Rp112,86 triliun,” papar Yusuf.
Yusuf melanjutkan, profil risiko perbankan tetap dijaga dalam level yang aman meskipun aktivitas usaha terhambat akibat pandemi meski penyaluran kredit atau pembiayaan di Sumut bertumbuh -2,65% yoy menjadi Rp216,01 triliun atas dampak terhambatnya aktivitas usaha akibat pandemi, profil risiko perbankan masih dapat dijaga dalam level yang sehat tercermin dari rasio NPL gross 3,46%, bahkan turun dari angka periode yang sama tahun lalu sebesar 3,53%.
Selanjutnya, kinerja bank umum berkantor pusat di Sumut terpantau baik dengan pertumbuhan double digit dan perbaikan signifikan terhadap kredit macet.
Pertumbuhan konsolidasi bank umum yang berkantor pusat di Sumut, yang terdiri dari Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, terpantau dalam kondisi yang cukup baik, tercermin dari pertumbuhan double digit untuk total aset 13,44% menjadi Rp49,45 triliun dan pertumbuhan penghimpunan DPK 19,54% yoy menjadi Rp38,73 triliun.
Adapun pertumbuhan kredit tercapai -1,19% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan konsolidasi bank umum di Sumut -2,67% maupun Nasional -1,90%. Sementara kredit macet juga berhasil dijaga dengan rasio NPL gross sebesar 3,26%, terdapat perbaikan siginifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 4,08%.
Sedangkan untuk BPR/BPRS di Sumut kembali on track di 2021 dengan pertumbuhan triple positive. Per Januari 2021, BPR/BPRS mencatatkan pertumbuhan positif di ketiga indikator kinerja utama setelah sebelumnya tertahan akibat pandemi.
Total aset bertumbuh 2,83% yoy menjadi Rp2,14 triliun, penghimpunan DPK bertumbuh 4,98% yoy menjadi Rp1,63 triliun, dan penyaluran kredit/pembiayaan bertumbuh 0,91% yoy menjadi Rp1,37 triliun.
Penyaluran pembiayaan/pinjaman sektor IKNB masih dapat bertumbuh positif. Perusahaan Modal Ventura menyalurkan pembiayaan Rp54,28 miliar dengan pertumbuhan 6,79% yoy per Januari 2021 dan pergadaian swasta telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp33,36 miliar dengan pertumbuhan 2.759% yoy per Desember 2020, seiring dengan bertambahnya jumlah entitas gadai terdaftar dari 2 di 2019 menjadi 10 di 2020.
Perusahaan pembiayaan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp15,38 triliun dengan pertumbuhan yang melambat, namun dalam profil risiko yang manageable, ditandai dengan menurunnya rasio NPF dari 3,03% per Desember 2020 menjadi 2,96% per Januari 2021.
Fintech Lending juga secara konsisten berkembang seiring dengan antusiasme masyarakat Sumut yang semakin tinggi. Penyaluran pembiayaan Fintech Lending secara konsisten berkembang dengan total akumulasi penyaluran pinjaman di Sumut tercapai sebesar Rp3,48 triliun, bertumbuh 106,29% yoy.
“Antusiasme masyarakat Sumut terhadap eksistensi industri ini juga tetap terjaga. Tercermin dari pertumbuhan akumulasi rekening lender atau pemberi pinjaman di Sumut bertumbuh 26,27% yoy menjadi 23.995 rekening dan akumulasi rekening borrower atau peminjam bertumbuh 92,58% menjadi 963.298 rekening.
Begitu juga dengan investasi dana pensiun yang mengalami pertumbuhan positif. Tiga perusahaan dana pensiun di Sumut secara konsolidasi mencatatkan pertumbuhan yang positif. Total aset mencapai Rp1,24 triliun dengan pertumbuhan 3,30% yoy dan total investasi mencapai Rp1,1 triliun dengan pertumbuhan 6,66% yoy.(Siong)