Medan – Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 akan dipenuhi oleh beberapa tantangan yang berat. Hal ini disebutkannya, Selasa (24/12/20 24) Jalan Kejaksaan, Medan.
Dalam rangkumannya, Gunawan menyampaikan masyarakat saat ini sedang khawatir terhadap daya beli yang akan tergerus setelah kenaikan Pajak Penambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
“Tetapi saya tetap mengarahkan masyarakat dan pemerintah untuk tidak perlu risau dan takut jika berhadapan dengan situasi ini,” ujarnya.
Dikatakannya, ada beberapa tantangan global yang sulit diproyeksikan walaupun ancamannya sudah terlihat nyata.
“Jadi yang perlu dilakukan yaitu dengan mitigasi terhadap beberapa potensi dari tekanan tersebut. Sehingga nantinya kita tidak terlalu terdampak dari gejolak perubahan ekonomi eksternal,” jelasnya.
Di sisi lainnya, dari masyarakat dihimbau dalam menghadapi badai ekonomi ini dengan membeli kebutuhan-kebutuhan yang mendasar saja.
“Jadi kebutuhan dasar ini seperti, makan, minum, dan perumahan. Selebihnya kita melihat apa yang perlu dilakukan pemerintah. Dan saat ini saya setuju dengan apa yang dilakukan pemerintah dengan menggerakkan swasembada pangan,” paparnya.
Gunawan menegaskan swasembada pangan ini tidak menjamin harga bahan akan murah namun setidaknya Indonesia dapat mandiri.
“Karena gejolak ekonomi di luar akan berpeluang menciptakan ketidakstabilan pada sisi pasokan harga bahan pokok dunia. Ini juga bisa memicu kelangkaan bahan pangan di tanah air,” bebernya.
Gunawan mengatakan banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah. Tetapi jika melihat ekonomi eksternal yang memburuk dan berdampak pada Indonesia, maka yang perlu dilakukan adalah kebijakan untuk mengendalikan mata uang rupiah.
“Karena melihat hal tersebut jika mata uang rupiah mampu dijaga, saya yakin kita bisa meminimalisir dampak melambatnya pertumbuhan di banyaknya negara itu tadi,” tandasnya. (Mistar)