seputar-Medan | Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengemukakan alasan lebih memilih mengusung Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai calon gubernur dalam kontestasi Pilgub Sumut 2024 ketimbang Edy Rahmayadi.
Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Polhukkam DPD PKS Kota Medan, Rajudin Sagala menjelaskan proses panjang dilakukan PKS untuk sampai pada keputusan tersebut.
Rajudin mengungkapkan bahwa PKS merupakan salah satu partai politik yang mengusung pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Pilkada Sumut tahun 2018 hingga pasangan yang dikenal dengan sebutan ERAMAS itu akhirnya terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023.
“Cukup panjang ya, dari periode pertama Edy Rahmayadi, PKS salah satu pengusung. Kita berikan kesempatan kepada beliau (Edy Rahmayadi) untuk merangkul partai-partai koalisi untuk menyatakan (dukungan) maju,” kata Rajudin, dilansir iNews Medan, dikutip Minggu (4/8/2024).
Rajudin mengatakan hasil Pileg pada Pemilu 2024 di Sumut, PKS meraih 10 kursi di DPRD Sumut. Jadi, tidak bisa mengusung sendiri Bacalon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. Tapi, harus berkoalisi.
Hal itu, Rajudin mengungkapkan bahwa Edy Rahmayadi diarahkan untuk merangkul dan mengajak partai politik lainnya, berkoalisi mengusung dirinya maju di Pilkada Sumut 2024, sebagai Bacalon Gubernur Sumut.
“Karena kami sendiri kursi tidak cukup, jadi tidak bisa PKS maju sendiri. Kita beri ruang untuk Pak Edy supaya bisa merangkul partai-partai lain. Sehingga Pak Edy ini, agar kita tetap memberikan dukungan,” kata Rajudin.
Rajudin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Medan itu mengatakan bahwa dengan batas waktu yang ditentukan, mantan Pangkostrad itu dinilai tidak mampu membangun poros koalisi untuk dirinya.
“Ternyata, sampai waktu ditentukan dan bahkan berkali-kali kita berikan ruang, ternyata tidak memberikan kepastian,” jelas Rajudin.
Sementara menantu Presiden RI Joko Widodo, Bobby Nasution, sudah membangun poros koalisi dan memiliki Bacalon Wakil Gubernur Sumut, yakni Surya sebagai pendamping untuk maju bertarung di Pilgub Sumut tahun ini.
“Maka, dari dua alternatif (Edy dan Bobby) yang maju ini. Ya kita putuskan untuk mendukung Bobby Nasution,” tuturnya.
Selain PKS, Bobby sudah mengantongi dukungan dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKB, Demokrat, dan NasDem.
Diberitakan sebelumnya, rekomendasi dukungan kepada Bobby diserahkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu di Kantor DPP PKS di Jakarta, Jumat sore 2 Agustus 2024, sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat menerima surat rekomendasi PKS itu, Bobby didampingi Surya yang notabene merupakan kader Partai Golkar dan menjabat Bupati Asahan.
Sementara itu Edy Rahmayadi mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari PDIP dan Hanura. Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu bahkan mengaku diperintahkan untuk mencari pendampingnya sebagai Balon Wagub agar surat keputusan B1KWK dari kedua partai tersebut dapat segera diserahkan.
Dari foto yang viral di media sosial, memperlihatkan Edy Rahmayadi dengan mengenakan setelan kemeja merah, jaket hitam, dan celana hitam, mengacungkan salam metal bersama Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Adian Napitupulu dan sejumlah Pengurus DPP PDIP lainnya.
“Ada rekomendasi, tapi inikan bukan satu ketentuan untuk persyaratan atau B1KWK untuk ke KPU,” ucap Edy Rahmayadi kepada wartawan, di Rumah Pemenangan Edy Rahmayadi di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, Selasa sore, 30 Juli 2024.
Edy mengaku diminta DPP PDIP untuk segera melengkapi persyaratan B1KWK dengan mencari sosok Bacalon Wakil Gubernur Sumut untuk mendampinginya di Pilgub Sumut 2024.
“Saya hanya ditugaskan untuk melengkapi, mencari wakilnya siapa, itu rekomendasinya,” jelas Edy Rahmayadi.
Mantan Ketua Umum PSSI itu masih bungkam terkait sosok calon wagub pendampingnya di Pilgub Sumut 2024. Dia minta publik bersabar karena masih dalam proses mencari.
Edy pun melontarkan candaan menawarkan wartawan saja menjadi pendamping dirinya di Pilkada Sumut 2024.
“Sedang dicarik bagaimana mau diumumkan, sesegera mungkinlah. Belum dapat, wartawan ajalah, gimana?,” ucap Edy sambil tersenyum.
Saat ditanya kriteria sosok calon wagub yang dicarinya, Edy pun menjawab dengan setengah bercanda.
“Ganteng, cakep, harus setinggi aku lah, jangan terlalu tinggi,” ucapnya.
Diketahui, pada Pileg 2024 PDIP berhasil meraih 21 kursi di DPRD Sumut dan berada di posisi kedua peraih suara terbanyak setelah Golkar yang meraih 22 kursi.
Sehingga secara persyaratan, PDIP bisa saja mengusung sendiri pasangan Cagub-Cawagub Sumut tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Sementara Hanura yang juga mendukung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut memeroleh 5 kursi di DPRD Sumut berdasarkan hasil Pileg 2024.
PDIP dan Hanura pun berpeluang besar berkoalisi untuk mengusung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2024. (inews/ss)