Jakarta – Seorang wanita bernama Prisha Mosley mengungkapkan penyesalan terbesarnya dalam hidup. Ia melakukan transisi menjadi pria melalui prosedur medis yang dikenal dengan ‘gender-affirming care’ pada usia 17 tahun. Namun keputusan itu berujung pada penyesalan terdalam.
“Dokter dan terapis sangat yakin untuk mengangkat payudaranya dan memberinya testosteron. Itu adalah janji. Saya sepenuhnya mempercayainya karena saya perlu mempercayainya. Saya tidak melakukan transisi karena saya bersenang-senang. Tidak ada ilmu saraf yang dapat mengubah otak saya, jadi saya harus mengubah tubuh saya,” katanya dalam film dokumenter pendek berjudul ‘Prisha Mosley A Detanstitioner’s Pregnancy Journey.’ dilansir Wolipop.
Di usianya yang masih remaja saat itu, ia memulai terapi hormon testosteron dan menjalani mastektomi ganda hingga pengangkatan payudara. Tapi ternyata perubahan gender itu tak membuat masalah emosional yang ia hadapi selesai. Ia mengalami anoreksia, kecemasan, dan trauma akibat kekerasan seksual di usia 15 tahun.
Ia pun hidup beberapa tahun sebagai pria. Namun belakangan dia menyadari perubahan gender bukan solusi. Ia pun memutuskan untuk kembali menjalani hidupnya sebagai wanita.
Namun sayangnya tubuhnya telah berubah secara permanen akibat intervensi medis yang ia jalani. Meski begitu, Prisha masih bisa mengandung dan melahirkan, namun ada perasaan bersalah yang terus menghantuinya karena dia tidak bisa lagi menyusui anaknya.
“Saya merasa seperti monster. Saya menempatkan bayi saya di dada saya, tetapi saya tidak bisa merasakan koneksi yang nyata,” katanya.
Karena penyesalan itu, Prisha lalu menggugat delapan praktisi medis yang menurutnya telah menyesatkan dirinya hingga memutuskan untuk menjalani prosedur transisi gender. Keputusan itu dirasa terlalu dini saat itu, saat di mana ia masih remaja dan belum cukup matang untuk memahami konsekuensinya.
“Saya adalah bagian dari eksperimen ini. Para dokter dan terapis yang saya percayai begitu yakin bahwa ini adalah jalan terbaik. Tapi sekarang saya menjadi pasien seumur hidup,” tegasnya. (detik)