seputar – Jakarta | Politikus Partai Demokrat kubu Moeldoko hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara, Hengky Luntungan membentuk relawan untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hengky menyebut relawan yang dibentuk itu bernama Prawiro Indonesia Task Force Prabowo for President. Deklarasi dukungan sudah dilakukan pada 27 Juli lalu di Jakarta.
“Tanggal 27 Juli, kami pelantikan sekaligus mendeklarasikan tiada kata lain selain Prabowo for president,” ucap Hengky, Rabu (2/8).
Relawan yang baru dibentuk itu berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari warga sipil, purnawirawan, mahasiswa hingga politikus.
Politikus yang dimaksud berasal dari Demokrat, PPP, PKB hingga Partai Gelora serta Hanura. Hengky mengklaim mereka ikut serta secara perorangan.
“Saat pelantikan dan deklarasi juga dihadiri Bapak Harris Rusly Motty (wakil koordinator relawan Prabowo),” ucap Hengky.
Hengky mengklaim relawan yang baru dibentuk tidak memiliki kaitan dengan Moeldoko.
Meski Moeldoko dulu duduk bersamanya di KLB Demokrat pada akhir 2021, namun Hengky Mengklaim tidak ada hubungan apa-apa dengan relawan Prawiro Indonesia Task Force Prabowo for President.
“Enggak ada. Sama sekali enggak ada,” ucapnya.
Hengky mengatakan pengurus Demokrat hasil KLB seperti Darmizal, Ahmad Yahya dan Johnny Allen Marbun juga tidak termasuk anggota relawan yang dilantik.
Meski begitu, Hengky menyebut mereka telah memberikan dukungan. Dia yakin Darmizal, Ahmad Yahya dan Johnny Allen Marbun juga akan bergabung dalam waktu dekat.
Deklarasi selanjutnya bakal digelar di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, belum ditentukan tanggal deklarasi. Hengky mengatakan waktu deklarasi di Jawa Timur bakal menyesuaikan dengan jadwal Prabowo Subianto agar bisa hadir.
Hengky masih termasuk keluarga besar Partai Demokrat karena termasuk dalam jajaran pendiri. Namun, ia enggan memberikan dukungan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurutnya, AHY masih tergolong muda dan butuh banyak pengalaman sebelum menjadi pemimpin Indonesia.
“Ada beberapa hal. Pertama Partai Demokrat yang dipimpin AHY itu tidak demokratis. Kedua, dia menyingkirkan seluruh pendiri dan deklarator. Itu naif. Ketiga, dia masih terlalu muda,” ucap Hengky.
(CNN)