seputar-Jakarta | Sedikitnya 23 tentara Niger tewas dalam serangan “teroris” di dekat perbatasan dengan Burkina Faso dan Mali, tepatnya di wilayah barat yang rawan serangan ekstremis.
Niger diperintah oleh para pemimpin militer yang merebut kekuasaan melalui kudeta pada bulan Juli tahun lalu, dan menyebut situasi keamanan yang memburuk sebagai pembenaran untuk perebutan kekuasaan.
Namun, kekerasan ekstremis yang telah berlangsung selama delapan tahun masih terus berlanjut.
Dalam pertempuran terbaru, tentara Niger terlibat dalam operasi keamanan di Tillaberi pada hari Selasa dan Rabu, kata Kementerian Pertahanan Niger pada Kamis (21/3)malam waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/3/2024), Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa para tentara Niger itu tewas dalam “penyerangan kompleks”, dan menambahkan bahwa “sekitar 30 teroris telah dinetralisir”.
Kementerian mengatakan bahwa operasi tentara tersebut “dirancang untuk meyakinkan masyarakat lokal” yang menjadi sasaran kelompok bersenjata yang terlibat dalam “pembunuhan, pemerasan dan penggembalaan ternak”.
Menurut kementerian, lebih dari 100 “teroris” telah menyerang unit militer antara Teguey dan Bankilare menggunakan “bom rakitan dan kendaraan bunuh diri”.
Selain 23 tentara yang tewas, 17 orang lainnya luka-luka. (detikcom)