Jakarta – Sebagian orang mungkin pernah menahan atau menunda untuk buang air kecil. Mungkin saat sedang bekerja, dalam perjalanan, atau karena aktivitas tertentu.
Perlu diketahui, ternyata kebiasaan menahan buang air kecil sangat tidak baik, terutama untuk ginjal. Apa alasannya?
Spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, dr Lydia Dorothea Simatupang, SpPD, Subsp GH(K), FINASIM, menjelaskan bahwa kebiasaan menahan buang air kecil sangat tidak baik. Pada kondisi itu, kandung kemih sudah dalam kondisi penuh dan tekanannya sudah tinggi.
Jika urine tidak segera dikeluarkan, apa dampaknya?
“Kalau klep yang atasnya lemak, dia (urine) akan naik ke ginjal lagi. Jadi ada saluran di bawah ginjal namanya ureter. Saluran itu akan bertemu di satu kandung kemih kita dan baru dikeluarkan di saluran yang namanya uretra,” jelas dr Lydia dalam temu media daring, belum lama ini.
“Nah kalau kencingnya ditahan, kandung kemihnya kapasitasnya cuma 500 cc misalnya, sementara produksi urine akan terbentuk lagi kan dari atas akan masuk lagi, terlebih kalo dia minumnya banyak, nah itu berarti dia nggak bisa keluarin karena kapasitasnya full,” lanjutnya.
dr Lydia menjelaskan pada kondisi tersebut, urine yang terbentuk akan naik lagi ke ginjal hingga terjadi tekanan atau refluks lagi ke ginjal. Saat tekanan itu terus terjadi bisa merusak ginjal.
Selain itu, urine yang tertahan di dalam kandung kemih akan lebih mudah terkontaminasi kuman. Maka dari itu, pada kondisi yang ekstrem, orang yang sering menahan buang air kecil akan lebih mudah mengalami infeksi saluran kemih.
“Pada jangka panjang kondisi itu akan merusak ginjal. Kalau pada orang normal, dia pasti akan mengeluarkan (urine),” tutur dr Lydia.
“Tidak nyaman kan menahan kandung kencing karena tekanannya begitu tinggi di dalam perut, bahkan kadang-kadang bisa mengompol,” pungkasnya.(detikhealth)