seputar – Jakarta | Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meroket tajam di Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muchammad Romahurmuziy menyoroti kejanggalan tersebut.
Melalui akun Instagramnya @romahurmuziy, pria yang akrab disapa Rommy ini menyuarakan kecurigaan dan protesnya.
“Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi “sayang anak” lagi?,” ungkap Rommy dalam unggahan Instagramnya di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Unggahan tersebut memuat screenshot website KPU yang menunjukkan kenaikan suara PSI sebesar 3%, dengan total perolehan 2.291.882 suara, sementara perolehan suara PPP menurun 3,97% dengan total perolehan 3.037.760 suara.
Bahkan, Rommy menyebut bahwa pola kenaikan suara PSI bukan hanya tidak wajar, tapi tidak masuk akal menurut beberapa surveyor. Karena berdasarkan perhitungan, berarti ada beberapa TPS yang suara PSI mencapai 50%.
“Kalau ini tidak dikoreksi, @dpp.ppp akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama,” tambah Rommy.
Menurutnya, ledakan suara PSI ini merupakan hasil penyimpangan. Dia pun mengunggah hasil monitoring yang dia cuplik dari yang beredar di media sosial.
“19 ribu suara dari 110 TPS, berarti rata-rata 173 suara per TPS. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi yang memilih rata-rata 75%, suara sah setiap TPS ini tidak hanya 225 suara,” tambah Rommy.
Hal ini berarti PSI menang 77% di 110 TPS, sehingga Rommy menilai bahwa kejadian ini tidak masuk akal.
“Saya dan @dpp.ppp mohon atensi dan tindak lanjut seksama dari @kpu_ri dan @bawasluri untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!” pungkas Rommy.
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal DPP PSI, Mikhail Gorbachev Dom mengatakan bahwa tak hanya PSI yang melonjak raupan suara, tapi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga. Ia menyebut raihan suara PKB di Sirekap KPU RI telah mencapai angka 11%, padahal dari hasil quick count hanya mendapat 10%.
“PKB kalau di quick count hanya 10 sekian persen, terus sekarang sudah 11%. Jadi sebenarnya enggak cuma PSI dan Gelora, ada PKB juga,” ucap Mikhail kepada iNews Media Group, Sabtu (2/3/2024).
Kendati demikian, Mikhail meminta agar seluruh pihak untuk bersabar. Ia pun juga meminta agar raihan suara PSI ini tidak di framming negatif.
“Jadi ini kami pikir sih kita sabar ya, sabar saja. Kita tunggu rekapitulasinya. Jangan di framming macam-macam nih, karena memang ini kan semua pihak sedang berusaha ya,” ucap Mikhail.
“Saya yakin KPU juga sedang berusaha keras dengan Sirekap-nya yang mungkin belum sempurna. Tetapi kita semua sekarang mohon bersavar, kita tungfu hasil real count ya,” imbuhnya. (okezone)