Jakarta – Pada awal tahun ini, jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 212 juta dari populasi sebanyak 285 juta jiwa pada bulan Januari 2025. Angka ini menunjukkan tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh 74,6%.
We Are Social melalui laporan Digital 2025 Global Overview Report mengungkapkan analisis Kepios bahwa jumlah pengguna internet Indonesia meningkat 17 juta atau ada pertumbuhan 8,7% dari periode yang sama periode yang sama tahun lalu.
“Dan sebagai perspektif tambahan, tingkat adopsi internet Indonesia (yaitu persentase total populasi yang menggunakan internet) meningkat secara relatif sebesar 7,9 persen (+543 basis poin ) selama periode yang sama,” ungkap We Are Social.
Namun, angka pengguna ini juga terungkap fakta bahwa ada 72,2 juta orang di Indonesia tidak menggunakan internet pada awal tahun 2025, yang berarti bahwa 25,4 persen penduduk masih “offline” di awal tahun.
Dalam laporan ini juga GSMA Intelligence menunjukkan terdapat 365 juta pengguna telepon seluler. Itu artinya, satu orang mempunyai lebih dari satu perangkat seluler dalam berkomunikasi, seperti memisahkan untuk kebutuhan kerja dan penggunaan pribadi.
Melihat dari tren waktu ke waktu, jumlah sambungan seluler di Indonesia meningkat sebesar 5,7 juta atau 1,6% antara awal tahun 2025 dan awal tahun 2025.
Sementara itu, data GSMA Intelligence memperlihatkan 96,4% koneksi seluler di Indonesia sekarang dapat dianggap “broadband”, yang berarti terhubung melalui jaringan seluler 3G, 4G, atau 5G.
Besarnya jumlah pengguna internet Indonesia itu berbanding lurus dengan kepemilikan akun media sosial. Indonesia menjadi tuan rumah bagi 143 juta identitas pengguna media sosial pada Januari 2025, yakni setara dengan 50,2% dari total populasi.
Dari segi gender, 46% pengguna media sosial Indonesia ini adalah kaum perempuan. Sementara, 54% merupakan laki-laki. (detik)