seputar – Jakarta | Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-174 rute Jakarta – Pekanbaru gagal terbang akibat tangki bahan bakar avtur bocor.
Hal itu terungkap melalui postingan musisi, Kunto Aji yang membagikan video bahwa pesawat Garuda yang ditumpanginya mengalami kebocoran bahan bakar.
Pesawat itu sedianya berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pukul 11.50 WIB dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru pukul 13.35 WIB.
Akibat insiden ini, seluruh penumpang berjumlah 135 orang akhirnya diterbangkan menggunakan pesawat pengganti pukul 14.00 WIB.
Dalam dunia penerbangan, keselamatan merupakan hal paling utama. Salah satu aspek penting dalam memastikan keselamatan adalah mengikuti prosedur yang benar sebelum, selama, dan setelah penerbangan. Artikel ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang prosedur ini.
Sebelum lepas landas atau take off, pilot harus melakukan inspeksi pra-penerbangan secara menyeluruh. Hal ini melibatkan pemeriksaan eksterior dan interior pesawat, serta sistem dan peralatannya, untuk memastikan semuanya dalam keadaan baik, termasuk mesin dan bahan bakar avtur yang merupakan elemen penting sebuah pesawat.
Pemeriksaan eksterior meliputi pemeriksaan sayap, ekor, dan badan pesawat apakah ada tanda-tanda kerusakan. Ban harus diperiksa untuk mengetahui inflasi yang tepat dan tingkat bahan bakar dan oli harus diverifikasi.
Pemeriksaan interior melibatkan memastikan bahwa semua kontrol, instrumen, dan sistem berfungsi dengan benar. Termasuk memeriksa pengoperasian lampu pesawat, radio, dan peralatan navigasi, dan ketersediaan avtur hingga tangki bahan bakar.
Selain pemeriksaan fisik, pilot juga harus memeriksa kondisi cuaca dan merencanakan rute penerbangan. Mereka juga harus memastikan bahwa semua dokumentasi yang diperlukan, seperti registrasi dan asuransi pesawat, sudah lengkap.
“Inspeksi dapat menunjukkan kemungkinan masalah yang mungkin terjadi sebelum lepas landas, sehingga pilot dapat menilai apakah aman atau tidak untuk terbang,” tulis International Flight Academy dalam situsnya.
Setiap bidang berbeda dan memiliki karakteristiknya masing-masing, tetapi ada beberapa poin penting yang sama. Penting untuk diperhatikan bahwa langkah verifikasi yang akan dilakukan tidak boleh dilewati atau dilakukan secara tergesa-gesa.
Melewatkan atau terburu-buru dapat mengakibatkan ketidaknyamanan penerbangan atau konsekuensi serius. Pra-inspeksi biasanya dimulai dengan penyelidikan visual terhadap lingkungan sekitar pesawat, mencari sesuatu yang tidak normal atau tidak berfungsi dengan benar.
“Pilot harus memeriksa bilah, sayap dan penutup, sistem bahan bakar, instrumen, mesin dan lain-lain. Perhatian terhadap detail dan pengorganisasian dalam tugas ini sangatlah penting,” tambahnya.
Selain itu, pilot wajib memeriksa kokpit apakah ada saklar atau katup yang tidak pada posisi yang benar dan melihat apakah sabuk pengaman berfungsi.
Selain jenis inspeksi pesawat ini, ada juga jenis inspeksi lainnya, seperti analisis yang dilakukan secara menyeluruh oleh teknisi perawatan pesawat, mengikuti persyaratan yang diperlukan dan dalam jumlah jam masing-masing (seperti 50 jam, 100 jam, atau tahunan).
“Singkatnya, inspeksi pra-penerbangan dapat mencegah terjadinya kecelakaan atau kesalahan saat mengemudikan pesawat,” tandasnya.(inews)