Medan – Ratusan siswa SMA Negeri 11 Medan melakukan demonstrasi di halaman sekolah karena kepala sekolah (Kepsek) diduga sering melakukan bully kepada siswa secara verbal. Siswa SMA Negeri 11 Medan pun mengungkapkan bentuk bully yang mereka alami.
Salah satu siswa berinisial D mengatakan jika Kepsek mempermalukan siswa di depan umum. Salah satu contohnya dengan mengatai fisik siswa.
“Kalau dapat saya dari koordinator saya yang satu lagi, itu kayak mempermalukan siswa gitu di depan umum, contohnya kayak teman saya pernah dibilang ‘hei gendut’ gitu, nggak bercanda,” kata D, Kamis (27/2/2025).
Selain itu, Kepsek berinisial WN itu juga disebut pernah menampar siswa karena dianggap bibirnya terlalu merah. Padahal bibirnya merah tanpa memakai lipstik.
“Kalau bentuk bully yang lain pernah juga menampar, itu ceritanya pas anak basket itu kepala sekolah lihat bibirnya merah itu cewek, padahal alami bibirnya merah tanpa pewarna, itu ditampar,” ucapnya.
Siswa kelas XI ini berharap WN tidak lagi diperpanjang masa jabatannya sebagai Kepsek. Mereka berharap agar Dinas Pendidikan Sumut mencopot WN dari jabatan Kepsek.
“Kalau harapan kami ya, ini bukan saya aja ya, harapan kami kepala sekolah ini nggak lanjut 2 periode, kalau bisa turun (dicopot) kepala sekolah,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan siswa SMA Negeri 11 Medan melakukan demonstrasi di halaman sekolah. Demonstrasi itu mereka lakukan karena kepala sekolah (Kepsek) sering melakukan bully kepada siswa secara verbal.
Dalam video yang dilihat, Selasa (25/2), terlihat ratusan siswa berkumpul di halaman SMA Negeri 11 Medan. Mereka terlihat menyampaikan keresahan mereka melalui orasi dan sejumlah spanduknya hingga poster.
Mulai dari ekskul bukan wacana hingga para murid meminta agar kepsek mendengar mereka. Demonstrasi itu diketahui dilakukan hari ini.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumut M Basir Hasibuan mengatakan jika pihaknya telah mendengar keterangan dari berbagai pihak terkait demonstrasi itu. Termasuk dari Kepsek WN.
“Kita mendengarkan aspirasi sekolah dan dari pihak sekolah (kepsek),” kata M Basir Hasibuan.
Basir menjelaskan jika siswa menuntut beberapa hal. Salah satunya perpisahan yang tidak dipenuhi karena ada kekhawatiran terjadi sesuatu jika dilakukan di luar sekolah.
“Salah satu terkait perpisahan yang diminta siswa tidak dipenuhi karena ada kekhawatiran terjadi sesuatu jika diluar sekolah,” jelasnya.
Mengenai tudingan jika Kepsek melakukan bully terhadap siswa secara verbal, Basir mengaku jika hal itu telah diingatkan Kepala Dinas Pendidikan Sumut Abdul Haris Lubis. Termasuk meminta Kepsek memahami mana yang masuk kategori bully.
“Terkait bullying verbal sudah diingatkan Kadis langsung menjaga lisan dan memahami mana yang masuk kategori membully,” ucapnya.
DetikSumut sudah mencoba menghubungi kepala SMAN 11 Medan WN via WhatsApp, namun belum ada jawaban. (detik)