seputar – Jakarta | Buku tahunan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyatakan, Tiongkok mengembangkan kekuatan nuklirnya lebih cepat dibandingkan negara lain.
Tiongkok dimungkinkan akan menghasilkan lebih banyak rudal balistik antarbenua (ICBM) dibandingkan Rusia atau Amerika Serikat (AS) dalam satu dekade.
Menurut laporan itu, Tiongkok menambahkan 90 hulu ledak lagi ke dalam persediaan nuklirnya, sehingga totalnya mencapai 500 hulu ledak pada Januari tahun ini.
Buku itu menyatakan, jumlah total ICBM yang saat ini dimiliki berjumlah sekitar 238. Jumlah ini dapat melampaui kepemilikan AS yang berjumlah 800 atau bahkan Rusia yang berjumlah 1.244 dalam 10 tahun ke depan.
Namun, secara keseluruhan, ukuran persenjataan nuklir diperkirakan akan tetap jauh lebih kecil dibanding dengan yang dimiliki oleh dua kekuatan nuklir terbesar tersebut.
Laporan itu menyatakan, Amerika memiliki 5.044 hulu ledak. Sementara Rusia memiliki 5.580 hulu ledak.
“Tiongkok memperluas persenjataan nuklirnya lebih cepat dibandingkan negara lain mana pun,” kata Hans Kristensen, peneliti senior di Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (17/6).
“Tetapi di hampir semua negara bersenjata nuklir, terdapat rencana atau dorongan signifikan untuk meningkatkan kekuatan nuklir,” ujar dia menambahkan.
Laporan itu mengatakan, Tiongkok sedang membangun sekitar 350 silo baru untuk rudal balistik berbasis darat.
Jika Tiongkok mengisi setiap silo baru yang sedang dibangun dengan rudal berhulu ledak tunggal, maka dalam dekade berikutnya, Tiongkok akan meningkatkan jumlah hulu ledak yang dapat digunakan pada ICBM-nya menjadi sekitar 650.
Namun, laporan menyatakan tidak jelas apa yang direncanakan Tiongkok untuk silo tersebut.
Jika silo itu digunakan untuk menyimpan rudal yang dilengkapi dengan Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicle (MIRV), jumlah hulu ledak ICBM dapat meningkat menjadi lebih dari 1.200. (CNN)