Jakarta – Badan Antariksa Eropa (ESA) dan NASA menemukan asteroid baru bernama 2024 YR4. Asteroid YR24 disebut berpeluang menghantam Bumi pada 22 Desember 2032 mendatang. Kemungkinannya sendiri terbilang kecil, hanya 1,2 persen.
Melansir CNN, asteroid YR24 diperkirakan memiliki lebar sepanjang 40-100 meter. Asteroid berukuran sama pernah menghantam Bumi beberapa ribu tahun lalu dan menyebabkan kerusakan parah.
“Asteroid itu memiliki rentang ukuran yang sebanding dengan sebuah bangunan besar,” ujar Direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) di Laboratorium Propulsi Jet NASA, Paul Chodas.
Namun demikian, ukuran sebenarnya dari asteroid tersebut hingga saat ini masih belum dipastikan. Para astronom tengah melakukan pengamatan lanjutan menggunakan teleskop.
“Jika asteroid itu ternyata berukuran lebih besar dari perkiraan sebelumnya, dampaknya dapat menimbulkan kerusakan besar akibat ledakan sejauh 50 kilometer dari lokasi terdampak,” jelas Chodas.
Hanya saja, Chodas kembali mengingatkan, hal tersebut bisa terjadi jika asteroid tersebut benar-benar menghantam Bumi pada 2032 mendatang.
“Potensi kerusakan muncul karena kecepatan yang sangat tinggi [sekitar 17 kilometer/detik] saat asteroid memasuki atmosfer,” tambahnya menjelaskan.
Asteroid ini pertama kali teramati pada 27 Desember 2023 lalu melalui teleskop Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System (ATLAS) di Rio Hurtado, Chili.
“Penemuan itu terjadi saat asteroid tersebut berada di dekat Bumi, yang membuatnya cukup terang untuk dideteksi,” ujar insinyur navigasi di CNEOS, Davide Farnocchia.
Usai YR24 terdeteksi, sistem peringatan asteroid otomatis mengirimkan alarm dan memberi tahu adanya peluang menabrak Bumi. Alhasil, YR24 berada di urutan teratas daftar risiko asteroid milik ESA dan daftar risiko milik NASA pada 31 Desember lalu. Daftar tersebut mencakup semua asteroid yang diketahui memiliki peluang bertabrakan dengan Bumi.
Saat ini, YR24 berjarak sekitar 45 juta kilometer (km) dari Bumi dan terus bergerak menjauh. Asteroid tersebut seharusnya dapat dilihat hingga awal April, untuk kemudian ‘menghilang’ dari pandangan dan kembali ke sekitar Bumi pada tahun 2028. (CNN)