Jakarta – Tingginya kadar gula dalam tubuh sering dikaitkan dengan risiko-risiko kesehatan. Untuk itu penting mengetahui tanda-tanda bahwa tubuh kita sudah ‘overdosis’ gula. Simak penjelasannya di artikel berikut ini.
Ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa tubuh kamu telah mengalami kelebihan gula, seperti meningkatnya berat badan hingga perubahan kondisi kulit.
Berikut tanda-tanda bahwa tubuh kamu mengalami kelebihan gula dilansir dari Everyday Health.
1. Mudah lapar dan berat badan bertambah
Gula yang berlebih dalam tubuh dapat memicu rasa lapar yang terus meningkat. Akibatnya jika dituruti maka berat badan pun akan meningkat.
“[Gula] memang memuaskan selera, tapi tidak benar-benar memuaskan atau mengenyangkan perut kita,” kata Keri Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas.
Sering kali rasa lapar membuat seseorang ngemil tanpa sadar. Hal itu terjadi karena perubahan pola makan yang muncul akibat kelebihan gula dalam tubuh.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan pemanis buatan dapat meningkatkan berat badan. Namun penyebabnya bukan hanya kalori.
Ada peran mikrobioma usus yang mengatur metabolisme dan menjaga kadar gula darah serta insulin. Jika kadar gula dalam konsumsi sehari-hari kita berlebihan, maka keseimbangan mikrobioma ini akan terganggu dan akan memicu pertumbuhan bakteri jahat yang menghambat kerja hormon seperti leptin yang berfungsi untuk mengurangi rasa lapar. Sehingga tubuh kita akan semakin ketergantungan pada asupan gula.
2. Kelelahan dan Lemas
Gula merupakan salah sumber energi cepat yang mudah dicerna, namun harus dibarengi dengan nutrisi pendukung seperti protein atau serat. Energi yang berasal dari gula biasanya akan lebih cepat habis.
Stoner-Davis menjelaskan mengonsumsi banyak gula akan menyebabkan tubuh akan mudah merasa lelah dan mendadak merasa kehilangan energi. Lonjakan dan penurunan kadar gula darah dapat memengaruhi stabilitas energi sepanjang hari, yang menyebabkan tubuh terasa lelah.
3. Mudah Marah
Orang yang mengalami kelebihan gula biasanya akan lebih mudah mengalami perubahan suasana hati seperti mudah marah dan gelisah. Hal itu terbukti berdasarkan riset bahwa gula tambahan meningkatkan peradangan dalam tubuh serta berdampak pada suasana hati dan menimbulkan gejala depresi.
Gula yang diserap tubuh dengan cepat dapat menyebabkan peningkatan energi sesaat namun saat kadar gula darah turun drastis, tubuh seseorang akan menjadi cepat lelah dan menimbulkan perubahan suasana hati. Rendahnya glukosa dalam otak juga dapat mengganggu kinerja otak hingga menyebabkan timbulnya rasa murung dan kurang bertenaga.
4. Mengidam Makanan Manis
Jika kamu merasa selalu ingin makan makanan manis itu bisa berarti kamu kecanduan gua. Otak kamu merasa gula menjadi salah satu pusat kesenangan yang dapat melepaskan dopamin, atau hormon yang menciptakan perasaan senang.
Dopaminitu membuat kamu ingin terus mengonsumsi makanan manis hingga kehilangan hasrat untuk makanan alami yang kurang manis.
5. Makanan Tak Terasa Cukup Manis
Jika kadar gula dalam tubuh kamu sudah berlebihan, biasanya hal itu menyebabkan seseorang jadi kecanduan gula. Kamu akan selalu merasa bahwa makanan atau minuman kamu kurang manis sehingga ada hasrat untuk menambahkan gula.
Itu berarti tubuh kamu telah terbiasa dengan kadar kemanisan tinggi dari gula tambahan, sehingga merasa kurang puas dengan makanan yang kurang manis.
Pemanis buatan biasanya dibuat lebih manis dari gula asli sehingga dapat membuat pengonsumsinya kecanduan untuk terus menambah kemanisan dalam setiap makanan atau minuman.
6. Jerawat dan Keriput
Nah, tanda lain bahwa tubuh kamu kelebihan gula adalah perubahan pada kuit. Penelitian membuktikan resistensi insulin meningkatkan risiko timbulnya jerawat pada wajah, dan tingginya kadar gula dapat menyebabkan tubuh memproduksi produk akhir glikasi lanjut yang mempercepat penuaan kulit.
Jadi tingginya gula dalam tubuh dapat membuat wajah kamu berjerawat hingga keriput alias penuaan dini.
7. Brain Fog
Gula yang berlebih juga akan mengurangi fokus dan daya konsentrasi kamu. Daya ingat seseorang juga dapat terganggu jika telah kelebihan gula.
Glukosa memang menjadi bahan bakar utama otak, namun jika jumlahnya terlalu tinggi, hal itu dapat memicu hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah yang berlebihan. Bahkan bisa menimbulkan peradangan otak serta berdampak buruk pada fungsi kognitif.
Orang yang mengidap diabetes tipe 2 yang mengalami hiperglikemia berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti lambat dalam memproses informasi, melemahnya daya ingat kerja, dan menurunnya perhatian. (detikhealth)