Jakarta – 30 orang tewas akibat minuman keras ilegal yang terjadi pekan lalu di Istanbul, Turki. Pihak berwenang memperketat tindakan terhadap peredaran alkohol palsu yang semakin meningkat.
Dilansir dari The Associated Press, Senin (20/1/2025), korban tewas termasuk di antara sekitar 80 orang yang dirawat di rumah sakit di sekitar Istanbul. 31 orang di antaranya dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.
Kematian akibat alkohol palsu semakin kerap terjadi di Turki, lantaran harga minuman beralkohol kian melonjak. Orang-orang pun beralih ke minuman beralkohol yang lebih murah atau yang dibuat sendiri, sehingga meningkatkan risiko keracunan akibat zat berbahaya.
Inflasi yang tinggi dan pajak pemerintah sudah membuat harga alkohol semakin mahal, menciptakan kondisi yang memperburuk masalah itu.
Menurut pernyataan dari Kantor Gubernur Istanbul, pada Rabu (15/1), enam orang ditangkap karena diduga menjual alkohol palsu, sementara 2 tersangka lainnya dikenakan dakwaan pembunuhan yang disengaja.
Pihak berwenang juga mengatakan bahwa mereka sudah menyita 29 ton alkohol ilegal dalam serangkaian penggerebekan di sekitar Istanbul sejak awal tahun ini, serta mencabut izin 64 bisnis yang diduga terlibat dalam penjualan alkohol palsu atau selundupan.
“Kami menganggap mereka yang menyebabkan kematian puluhan orang dengan memproduksi atau menjual alkohol palsu sama berbahayanya dengan teroris yang membunuh orang,” tulis pernyataan itu.
Mereka juga menegaskan bahwa upaya untuk memberantas praktik ilegal ini akan terus berlanjut.
Selain itu, Kantor Luar Negeri Inggris baru-baru ini mengeluarkan peringatan bagi warga negara Inggris yang berencana berkunjung ke Turki, mengingat meningkatnya jumlah kematian akibat alkohol palsu di negara tersebut.
Selain itu, Kementerian Luar negeri Belanda juga telah merilis imbauan agar warga Belanda yang berada di Turki ekstra hati-hati saat mengonsumsi minuman beralkohol. (detik)