Medan – Sebagai wujud komitmen terhadap peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen, Bank Mestika menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan pada Komunitas Lembaga Pemberdayaan Perempuan Lanjut Usia (LPPLU), yang berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2025 di Museum Perkebunan Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh 72 peserta perempuan lanjut usia (lansia) yang merupakan anggota dari LPPLU dari wilayah Sumatera Utara.
Dalam kegiatan ini, Bank Mestika memberikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan yang bijak di masa tua, pengenalan layanan perbankan digital yang aman, serta kewaspadaan terhadap penipuan keuangan yang menyasar lansia.
Selain melaksanakan kegiatan edukasi, Bank Mestika juga melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility berupa 3 unit kursi roda dan 3 unit alat bantu jalan kepada LPPLU yang selanjutnya akan diserahkan kepada anggotanya yang membutuhkan.
Dengan harapan bahwa dengan adanya bantuan ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para lansia yang sudah terbatas aktivitasnya dikarenakan usia.
Corporate Secretary Bank Mestika, Suharto Kurniawan, dalam releasenya menyampaikan, kegiatan ini adalah bentuk nyata kepedulian Bank Mestika terhadap masyarakat umum yang tergabung dalam komunitas khususnya perempuan, yang selama ini kurang mendapat akses informasi keuangan dan bantuan kesehatan.
“Kami berharap edukasi ini bermanfaat dan bantuan yang kami salurkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka,”kata
Suharto Kurniawan.
Kegiatan berlangsung dengan antusiasme tinggi, diisi dengan pemaparan materi interaktif oleh tim edukasi keuangan Bank Mestika dan para narasumber serta sesi diskusi dan tanya jawab.
Mayoritas anggota LPPLU merupakan pensiunan dari Perusahaan swasta dan Perusahaan negara, sehingga keingintahuan akan informasi perbankan saat ini sangatlah tinggi untuk memberi keamanan bertransaksi kepada para lansia.
“Semoga melalui kegiatan ini, para anggota LPPLU dapat memahami produk dan jasa layanan perbankan, memahami pentingnya perlindungan data pribadi, memahami cara menghindari kejahatan keuangan digital” tutup Suharto.(Siong)
