Jakarta, SeputarSumut – Meskipun terong adalah sayuran yang lezat dan populer, mudah diolah menjadi berbagai hidangan mulai dari oseng hingga lalapan, ternyata tidak semua orang boleh mengonsumsinya. Bagi sebagian individu, sayuran ungu ini justru berpotensi menimbulkan efek samping dan dapat memperburuk kondisi kesehatan tertentu.
Bahkan, meskipun termasuk sayuran yang mudah ditemukan, terong tidak selalu aman dikonsumsi oleh semua kalangan. Melansir berbagai sumber, berikut adalah tujuh kelompok orang yang disarankan untuk membatasi atau bahkan menghindari konsumsi terong.
1. Waspada Bagi Penderita Alergi
Terong termasuk dalam keluarga nightshade, bersama dengan tomat, kentang, dan paprika. Sejumlah orang diketahui memiliki alergi terhadap kelompok sayuran ini. Gejala yang dapat muncul meliputi iritasi kulit, sakit kepala, atau gangguan pada sistem pencernaan. Jika Anda mengalami reaksi ini setelah makan terong, segera hentikan konsumsi dan cari saran medis.
2. Berisiko untuk Penderita Masalah Ginjal
Kandungan kalsium oksalat yang terdapat pada terong dapat memicu pembentukan batu ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Bagi mereka yang memiliki riwayat batu ginjal atau masalah fungsi ginjal, menghindari terong merupakan langkah pencegahan agar masalah tersebut tidak kambuh.
3. Batasi Jika Kekurangan Zat Besi (Anemia)
Antioksidan bernama nasunin dalam terong memiliki kemampuan untuk mengikat zat besi di dalam tubuh, sehingga menghambat proses penyerapannya. Menurut laporan dari Medical News Today, konsumsi terong yang berlebihan dapat memperparah kondisi anemia bagi individu dengan kadar zat besi yang rendah. Oleh karena itu, kelompok ini dianjurkan untuk membatasi porsi terong yang dikonsumsi.
4. Jika Memiliki Intoleransi Histamin
Menurut Times of India, terong diklasifikasikan sebagai makanan yang dapat merangsang pelepasan histamin. Untuk orang yang menderita intoleransi histamin, pelepasan ini dapat memicu timbulnya sakit kepala, ruam, hidung tersumbat, atau gangguan pencernaan. Jika gejala-gejala tersebut pernah Anda alami, sebaiknya konsumsi terong dihindari.
5. Pengaruh pada Penderita Nyeri Sendi atau Arthritis
Beberapa individu yang mengidap arthritis melaporkan adanya gejala nyeri sendi yang memburuk setelah mengonsumsi sayuran nightshade, termasuk terong. Meskipun belum terdapat bukti ilmiah yang kuat, Anda bisa mencoba mengurangi konsumsi terong jika merasa nyeri sendi meningkat setelah menyantapnya.
6. Hati-hati Bagi Penderita Tekanan Darah Rendah
Meskipun terong bermanfaat untuk membantu menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi, efek ini justru dapat berbahaya bagi orang dengan tekanan darah rendah. Konsumsi berlebihan berpotensi menyebabkan tekanan darah turun terlalu drastis, yang bisa berujung pada pusing atau bahkan pingsan.
7. Ibu Hamil dengan Pertimbangan Khusus
Pada dasarnya, terong aman dikonsumsi oleh ibu hamil dalam porsi yang wajar. Namun, perlu dicatat bahwa dalam beberapa tradisi, terong dipercaya dapat merangsang kontraksi rahim. Walaupun klaim ini belum terbukti secara ilmiah, ibu hamil yang memiliki kekhawatiran disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi terong.
Terong memang pilihan sayuran yang lezat dan terjangkau, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua tubuh dapat menerimanya dengan baik. Jika Anda termasuk dalam salah satu kelompok yang disebutkan di atas, penting untuk mengonsumsi terong dengan hati-hati atau mencari saran dari tenaga medis sebelum menjadikannya menu harian.(*/cnni)

