Kamis, November 13, 2025
Portal Media Online Berita Hari Ini
Iklan PT Indako Trading Coy
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan
No Result
View All Result
Portal Media Online Berita Hari Ini

Berita Utama SeputarSumut

Beranda Nasional

Dua Pahlawan Baru! Gedung Kemen HAM Diberi Nama KH Abdurrahman Wahid & Marsinah

Oleh Redaksi 02
Selasa, 11 November 2025
Menteri HAM Natalius Pigai.(Humas Kementerian Hak Asasi Manusia)

Menteri HAM Natalius Pigai.(Humas Kementerian Hak Asasi Manusia)

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Jakarta, SeputarSumut – Gedung Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) kini resmi menggunakan nama Gedung KH Abdurrahman Wahid. Tak hanya itu, Ruangan Pelayanan HAM di lantai 1 kementerian juga menggunakan nama aktivis buruh, Marsinah. Keputusan ini diambil oleh Menteri HAM Natalius Pigai menyusul penetapan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini.

Menteri HAM Natalius Pigai menerangkan bahwa penamaan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap peran dan jasa besar Gus Dur dalam meletakkan fondasi pembangunan HAM di Indonesia. “Saya langsung menetapkan nama Gedung Kementerian Hak Asasi Manusia dengan nama Gedung KH Abdurrahman Wahid. Ini bentuk penghormatan atas peran dan jasa beliau dalam bidang Hak Asasi Manusia. Beliau bagaimanapun adalah tokoh dan pejuang HAM,” ujar Pigai dalam keterangannya, Senin (10/11).

Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy Iklan PT Indako Trading Coy

Menurut Pigai, Gus Dur merupakan tokoh pejuang kemanusiaan yang konsisten serta memperjuangkan keadilan bagi semua golongan. Pigai menjelaskan kebijaksanaan Gus Dur selama masa hidupnya selalu menekankan setiap manusia berhak diperlakukan secara bermartabat tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan.

Gus Dur, lanjutnya, sangat konsisten menyuarakan perdamaian dan pluralisme bahkan di tengah situasi bangsa yang menghadapi berbagai dinamika dan tantangan. Perhatian dan keberpihakan pada isu HAM ini terlihat jelas karena “Pada zaman beliau Presiden pun, beliau mendirikan Kementerian HAM,” sambung Pigai.

Pada masa pemerintahannya, Pigai menerangkan, Gus Dur mencabut sejumlah kebijakan yang bersifat diskriminatif. Kebijakan-kebijakan tersebut termasuk Tap MPRS No. XXV/1966 terkait pembubaran PKI dan pelarangan penyebaran ajaran Marxisme-Leninisme. Selain itu, Pigai juga menyoroti kebijakan humanis Gus Dur terhadap Papua, di antaranya perihal pendekatan dialogis yang menempatkan masyarakat Papua sebagai subjek, serta pemberian ruang bagi mereka untuk mengekspresikan identitas budayanya. “Kami tentu berharap agar pembangunan HAM di Indonesia juga kami timba semangat dan prinsipnya dari warisan Gus Dur sendiri,” pungkas Pigai.

Berita Terkait

Gempa Maluku Hari Ini: Kepulauan Aru Diguncang M 5,5, Tak Berpotensi Tsunami

Daftar 10 Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Prabowo

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

Selain Gus Dur, Natalius Pigai juga menetapkan nama Marsinah sebagai nama ruangan pelayanan HAM yang berlokasi di lantai 1 kementerian. Marsinah adalah aktivis buruh yang baru saja diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh yang dinilai berjasa besar bagi bangsa dan negara, termasuk Gus Dur dan Marsinah.

Marsinah sendiri adalah buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya (CPS). Kasusnya terjadi pada 1993 di Sidoarjo, Jawa Timur, ketika Marsinah melancarkan aksi mogok kerja bersama rekannya untuk menuntut kenaikan upah sesuai standar pemerintah. Pada 5 Mei 1993, Marsinah terakhir kali terlihat saat mendatangi markas Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo untuk menanyakan nasib rekan-rekannya yang ditahan setelah aksi mogok. Tiga hari berselang, pada 8 Mei 1993, jenazah Marsinah ditemukan di sebuah gubuk di Nganjuk dengan tanda-tanda penyiksaan berat dan kekerasan seksual.(*/cnni)

Konten berbayar dibawah ini adalah iklan platform MGID, SeputarSumut.com tidak terkait dengan pembuatan konten ini

ArtikelPopuler

  • ilustrasi emas antam.(istimewa)

    Update Terbaru! Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Rp8.000 Per Gram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengukir Asa di Arus Batangtoru: Transformasi Rupa dan Budaya Lokal dari Tungku Tiga Batu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‎Kolaborasi Wisata & Pendidikan: Paepira Lakeside Toba Bersinar Berkat dr Sofyan Tan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indosat Dukung Garuda Spark Medan: Percepat Transformasi Digital Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pencegahan Kekerasan Kampus Berawal dari Trauma Masa Lalu, Kata Sofyan Tan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Portal Media Online Berita Hari Ini

SeputarSumut.com berita terkini Sumatra Utara info Medan, ekonomi, ragam, olahraga, politik, daerah, nasional, internasional, hiburan.

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Pernyataan Penyangkalan
  • Syarat dan Ketentuan Layanan
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Medan
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Olahraga
  • Politik
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Hiburan

@ 2020 SeputarSumut.com

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.