Medan, SeputarSumut – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut melalui Fuel Terminal Medan tetap berkomitmen untuk melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai upaya mendukung kemandirian masyarakat dan mendorong perkembangan UMKM lokal, khususnya di area operasionalnya. Dua program TJSL yang menjadi unggulan adalah PELARI (Pekan Labuhan Bestari) dan KABAYA (Kampung Pesisir Berdaya).
Susanto August Satria, Area Manager Communication Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, menjelaskan bahwa program PELARI mencakup aktivitas pengolahan kulit udang menjadi pakan untuk ikan.
Pakan ikan yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke usaha budidaya perikanan dengan sistem bioflok, dan hasil penjualannya disalurkan kepada masyarakat setempat.
Di sisi lain, program KABAYA fokus pada pengelolaan sampah secara terintegrasi dengan adanya Bank Sampah HORAS BAH (Hayu Olah Sampah Menjadi Berkah), serta pengembangan ketahanan pangan dan UMKM dari olahan masyarakat nelayan.
“Program TJSL ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pemberdayaan masyarakat pesisir yang berkelanjutan melalui integrasi pengelolaan limbah, penguatan ketahanan pangan, dan pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi sumber daya setempat,” ujar Satria, Jumat (11/7).
Ia menyampaikan bahwa Bank Sampah HORAS BAH melakukan pengelolaan terhadap sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi pupuk, ecoenzym, dan budidaya maggot.
Setelah itu, pupuk akan disalurkan kepada kelompok ketahanan pangan, sedangkan ecoenzym digunakan untuk membuat sabun cuci piring dan budidaya maggot didistribusikan pada kegiatan keramba jaring apung.
“Program ini mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengolah limbah organik dan anorganik menjadi produk bernilai guna seperti pakan ikan, pupuk, ecoenzym, sabun ramah lingkungan, serta mendorong pengembangan UMKM lokal,” ujar Satria.
Sebelumnya, Vice President CSR dan SMEPP PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto bersama dengan Manager CSR PT Pertamina, Mohamad Roby Hervindo melakukan kunjungan langsung ke tempat pelaksanaan program TJSL di rumah produksi pakan ikan yang terbuat dari limbah kulit udang di Lingkungan 25, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara, pada hari Selasa (24/6).
Dalam kunjungannya, Rudi juga berbincang dengan para penerima manfaat yang terdiri dari kelompok pemuda, wanita-wanita UMKM, dan pengelola bank sampah. Ia sangat menghargai para penerima manfaat yang telah aktif dalam budidaya ikan, menciptakan berbagai produk UMKM, serta mengawasi pengelolaan sampah.
“Mereka (penerima manfaat) berhasil mengubah sampah organik dan non organik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Program ini luar biasa karena mampu memberi dampak nyata dan menjadi solusi untuk lingkunganya,” jelas Rudi.
Ia memberi semangat kepada seluruh penerima manfaat untuk terus menjalankan program yang telah diinisiasi dan terus berkembang ke level yang lebih tinggi. Rudi sangat mengapresiasi atas keberlanjutan program TJSL di Kelurahan Pekan Labuhan.
“Insya Allah, Pertamina akan terus mendukung agar upaya ini bisa naik kelas. Sukses selalu untuk bapak-ibu yang menjalankan program-program TJSL yang sudah diagendakan dan kita akan terus support supaya level up,” katanya.
Ketua Kelompok Bank Sampah HORAS BAH, Burhanuddin Saragi mengatakan pihaknya mendapat bantuan alat, berbagai pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik dari Pertamina. “Terima kasih Pertamina, kami berharap kegiatan-kegiatan ini dapat menjadi langkah konkret untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan pemberdayaan masyarakat,” kata Burhanuddin.
Di sisi lain, Vice President CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto didampingi Manager CSR PT Pertamina, Mohamad Roby Hervindo juga melakukan peninjauan Program Enduro Enterpreneurship di SMK Negeri 2 Medan, Selasa (24/6). Program TJSL ini didukung oleh PT Pertamina Lubricants.(Siong)