Medan – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) menyebut ekspor karet alam pada Desember 2024 mencapai 23.467 ton atau mengalami peningkatan 10,91 persen dari November 2024.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah menyampaikan kenaikan ini terjadi di tengah ancaman penurunan produksi akibat cuaca dan fluktuasi harga.
“Pada November 2024 tercatat volume ekspor karet mencapai 21.162 ton. Kenaikan pada Desember 2024 ini dipengaruhi permintaan dari pabrik ban, mereka aktif untuk stok musim libur di Januari. Permintaan ini mendorong volume ekspor di tengah pasar global diwarnai fluktuasi harga,” jelasnya, Rabu (8/1/2025).
Di samping itu, selain faktor harga, curah hujan yang tinggi jelang akhir tahun hingga menyebabkan longsor dan banjir di sejumlah wilayah juga menekan kinerja ekspor karena kurangnya pasokan bahan baku.
“Tapi hal tersebut tak menjadi penghalang, karena permintaan masih tinggi. Petani juga semakin bersemangat menderes pohon karet seiring adanya peningkatan harga,” ujarnya.
Berdasarkan catatan, total volume ekspor karet alam di Sumut tertinggi terjadi pada September 2024, yaitu sebesar 26.042 ton. Hal ini didorong oleh permintaan dari pasar internasional terutama sektor manufaktur.
“Namun pada Oktober 2024 volume ekspor ini kembali turun sebesar 3,14 persen atau menjadi 25.221 ton. Dan berlanjut hingga November 2024 mencapai 16,16 persen atau 21.162 ton,” sebutnya.
Dijelaskannya, penurunan pada November 2024 disebabkan oleh sulitnya dalam mengatur kontainer dan pengiriman karena penurunan permintaan global dari sektor pabrik ban.
“Walaupun mengalami beberapa hambatan, ekspor karet di Sumut di akhir tahun 2024 mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif,” tandasnya. (mistar)