Jakarta, SeputarSumut – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan menggelar pertemuan kabinet pada Selasa (5/8).
Menurut laporan dari Channel 12 dan Jerusalem Post yang dikutip dari AFP, seorang pejabat kantor PM menyatakan Netanyahu cenderung memperluas serangan di Gaza, Palestina.
Hal ini dilakukan dengan dalih upaya pembebasan sandera dan merebut seluruh wilayah kantong tersebut. Netanyahu disebut akan memanfaatkan kebuntuan negosiasi dengan Hamas untuk memperluas operasi militer.
Setidaknya ada sekitar 20 sandera yang masih hidup dan ditahan oleh Hamas. Dalam rapat kabinet, PM Israel itu berencana menginstruksikan militer untuk ‘mencapai tiga tujuan perang’ yang telah ditetapkan. Rapat ini berlangsung saat perang memasuki bulan ke-22.
Israel, yang didukung Amerika Serikat dan Panama, sedang menunggu hasil pertemuan Dewan Keamanan PBB hari ini untuk membahas nasib sandera.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengecam ‘bocoran’ rencana tersebut dan mendesak komunitas internasional untuk menghentikan pendudukan militer baru oleh rezim Zionis.
Upaya perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS hingga kini masih buntu. Perang intens telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Agresi Israel ke Gaza telah menewaskan setidaknya 60.933 orang dan melukai lebih dari 150 ribu, sebagian besar warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Di sisi lain, diperkirakan 1.139 korban tewas dan 200 dijadikan sandera di Israel dalam serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023. Terbaru, Aljazeera melaporkan, pada Senin kemarin, setidaknya 74 warga Palestina terbunuh dalam serangan Israel di Gaza, 34 di antaranya saat berupaya mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Selain itu, ada enam orang tewas akibat malnutrisi di Gaza, sehingga total korban kematian terkait malnutrisi kini mencapai 181.(redaksi)