Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi adanya gempa bumi dengan kekuatan M 5,0 yang terjadi di area tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada malam Senin (9/6), yang dapat dirasakan di beberapa lokasi di Jawa Tengah, termasuk Cilacap dan Kebumen.
“Gempa terjadi pada pukul 23. 55 WIB.
Berdasarkan analisis terakhir BMKG, parameter gempa menunjukkan kekuatan 5,0,” ungkap Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, di Jakarta, pada Selasa dini hari.
Episenter gempa berada pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, atau sekitar 49 kilometer di arah tenggara Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dengan kedalaman mencapai 70 kilometer.
BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, dengan mekanisme pergerakan oblique thrust atau geser naik.
Berdasarkan hasil pemetaan guncangan BMKG gempa ini menimbulkan guncangan dengan intensitas III MMI di wilayah Pangandaran.
Sementara itu, ia memaparkan bahwa guncangan gempa dengan skala II–III MMI juga dirasakan di wilayah Tasikmalaya dan Cilacap, Garut, Banyumas, Kebumen di Jawa Tengah.
“II-III MMI atau guncangan dirasakan nyata di dalam rumah dan seolah-olah ada truk yang melintas,” kata dia.
BMKG saat ini belum menerima ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Selain itu, Daryono menambahkan bahwa hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Pihaknya juga mencatat bahwa setidaknya sampai dengan pukul 00.20 WIB belum terdeteksi adanya aktivitas gempa bumi susulan.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Masyarakat diharapkan menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pastikan rumah atau bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak mengalami kerusakan yang membahayakan sebelum kembali masuk ke dalamnya,” kata dia.(sg/antara)