Semarang, SeputarSumut – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali menorehkan prestasi gemilang dengan membawa pulang tujuh penghargaan pada ajang Eco-Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro. Dari total penghargaan yang diraih, dua di antaranya adalah Penghargaan Gold, tiga Penghargaan Silver, dan dua Penghargaan Bronze.
Salah satu Penghargaan Gold diraih PTAR untuk program “Eco-Hazard Innovation”. Inovasi ini berhasil mengolah 155,25 ton minyak pelumas bekas menggunakan teknologi hypobaric fraction separator. Melalui metode ini, PTAR mampu menekan potensi pemanasan global (Global Warming Potential/GWP) hingga 441.975,09 ton CO2ek.
General Manager Operations & Deputy Director PTAR, Rahmat Lubis, menjelaskan bahwa PTAR berkomitmen menerapkan proses penambangan yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Bahkan, bahan yang sudah tidak terpakai dimanfaatkan kembali, seperti limbah minyak pelumas bekas yang kini dikelola secara mandiri.
“Penghargaan EPSA ini merupakan apresiasi atas komitmen kami dalam memperkuat penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola untuk mendukung upaya pemerintah mencapai emisi net-zero,” kata Rahmat. “Target kami adalah pengurangan gas rumah kaca sebesar 30% pada tahun 2030. Inovasi lingkungan akan terus kami lakukan, mengacu pada peraturan pemerintah dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).”
Program “Utilisasi Hypobaric Fraction Separator” memungkinkan pemanfaatan hingga 80% minyak pelumas bekas sebagai substitusi bahan bakar minyak pada bahan peledak, menggantikan bahan bakar diesel. Melalui proses pemanasan, filtrasi, dan pemisahan, minyak bekas berhasil dimurnikan menjadi bahan yang aman. “Inovasi ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga menciptakan efisiensi berkat praktik ekonomi sirkular dan merupakan kontribusi kami pada SDG’s ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” tambah Rahmat.
Penghargaan Gold kedua diberikan untuk program “Closed-Loop Energy Reclamation dengan Intelligent Torque Control (ITC) pada Sistem Ore Grinding.” Program ini berhasil mengurangi penggunaan energi listrik sebesar 4.931 GJ dan menghemat biaya listrik senilai Rp1,69 miliar pada tahun 2024.
Selain dua Gold, PTAR juga meraih tiga Penghargaan Silver dan dua Bronze untuk program lingkungan dan sosial lainnya, seperti “Pemanfaatan Sampah Flexible Intermediate Bulk Container (FIBC) menjadi Keranjang Sampah” dan “Konservasi Ikan Jurung.”
Wakil Rektor IV Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., mengatakan EPSA hadir sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan yang berdedikasi menciptakan inovasi ramah lingkungan.
“EPSA bukan sekadar ajang apresiasi, tetapi simbol sinergi menuju pembangunan hijau dan berkelanjutan. Kami mengucapkan selamat kepada seluruh penerima penghargaan,” ujarnya.
Prestasi ini menambah deretan penghargaan PTAR, termasuk PROPER Hijau yang telah diraih dua tahun berturut-turut, serta tujuh penghargaan EPSA pada tahun 2024.(REL/Siong)
